Jumat, 17 Juli 2020

Mekanika Teknik: Memahami Elemen Struktur Bangunan

Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami elemen-elemen struktur.
4.1 Menyajikan elemen-elemen struktur                                 


    BAB I        STRUKTUR BANGUNAN

 

1.     Elemen-elemen Sistem Struktur Bangunan


1.1.Pengertian

Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan diatas tanah.
Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan.
            Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut menumpu pada elemen-elemen untuk selanjutnya disalurkan ke bagian bawah tanah bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat di tahan.

1.2.Sejarah Perkembangan Sistem Struktur

Secara singkat sejarah teknik struktur dapat dijelaskan melalui perubahan-perubahan sistem struktur dari penggunaan desain coba-coba yang digunakan oleh Mesir dan Yunani kuno hingga sistem struktur canggih yang digunakan saat ini.
            Keberhasilan terbesar para ahli teknik Mesir adalah digunakannya batu-batu yang berasal dari sepanjang sungai Nil untuk membangun kuil dan piramid. Dengan sistem post-and-lintel yaitu balok batu masif bertumpu pada kolom batu yang relatif tebal, memiliki kapasitas terbatas untuk menahan beban beban horisontal atau beban eksentris vertikal, bangunan-bangunan menjadi relatif rendah.
Untuk stabilitas kolom harus dibuat tebal, dengan pertimbangan bahwa kolom ramping akan lebih mudah roboh dibandingkan dengan kolom tebal.
                                                    

           
Gambar 1.1. Struktur Post and lintel Bangunan Batu di Mesir
 



a.     Yunani

Yunani, lebih tertarik dengan kolom batu dengan penampilan yang lebih halus (Gambar 1.2.2), menggunakan tipe yang sama dengan post-and-lintel sistem pada bangunan Parthenon.



            
   





Gambar 1.2. Bangunan Parthenon                                                     Gambar 1.3. Colloseum

Hingga awal abad 20-an, lama setelah konstruksi post-and-lintel digantikan oleh baja dan rangka beton, para arsitek melanjutkan dengan menutup fasad kuil Yunani klasik pada bagian penerima bangunan-bangunan.
Sebagai pembangun berbakat, para teknisi Roma menggunakan struktur lengkung secara luas, seperti yang sering ditemui dalam deret-deret bentuk bertingkat pada stadion (colloseum)(Gambar 1.3) , terowongan air, dan jembatan seperti gambar disamping.
Orang-orang Roma mengembangkan metode pembentukan pelingkup ruangan interior dengan kubah batu, seperti terlihat pada Pantheon yang ada di Roma. Selama periode Gothic banyak bangunan-bangunan katedral megah seperti Chartres dan Notre Dame, bentuk lengkung diperhalus dengan hiasan-hiasan yang banyak dan berlebihan, bentuk-bentuk yang ada menjadi semakin lebar .
Elemen-elemen batu yang melengkung atau disebut flying buttresses (Gambar 1.4), yang digunakan bersama dengan tiang-tiang penyangga dari kolom batu yang tebal atau dinding yang menyalurkan gaya dari kubah atap ke tanah.
Di Eropa pada pertengahan abad ke-18 memulai produksi besi tuang sebagai bahan komersial. Bahan ini memungkinkan ahli teknik untuk mendesain bangunan dengan sederhana tetapi dengan balok-balok yang kuat, kolom-kolom dengan penampang yang lebih solid. Hal ini memungkinkan desain struktur yang ringan dengan bentang yang lebih panjang dan bukaan-bukaan yang lebih lebar.
Pada akhir abad ke-19, Eifel, seorang ahli teknik perancis yang banyak membangun jembatan baja bentang panjang mengembangkan inovasi-nya untuk Menara Eifel (Gambar 1.5.), yang dikenal sebagai simbol kota Paris.

 Gambar 1.4 flying buttresses 
Penampang sistem struktur pada bangunan katedral



            
                                                         Gambar 1.5. Menara Eiffel



1.3.  Klasifikasi Struktur


Untuk dapat memahami suatu bidang ilmu termasuk struktur bangunan, maka pengetahuan tentang bagaimana kelompok-kelompok dalam struktur dibedakan, diurutkan, dan dinamakan secara sistematis sangat diperlukan. Pengetahuan tentang kriteria dan kemungkinan hubungan dari bentuk-bentuk menjadi dasar untuk mengklasifikasikan struktur bangunan. 

Metode umum yang sering digunakan adalah mengklasifikasikan elemen struktur dan sistemnya menurut bentuk dan sifat fisik dasar dari suatu konstruksi, seperti pada Gambar 1.6. 

Klasifikasi struktur berdasarkan geometri atau bentuk dasarnya: 
• Elemen garis atau elemen yang disusun dari elemen-elemen garis, adalah klasifikasi elemen yang panjang dan langsing dengan potongan melintangnya lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya. Elemen garis dapat dibedakan atas garis lurus dan garis lengkung. 
• Elemen permukaan adalah klasifikasi elemen yang ketebalannya lebih kecil dibandingkan ukuran panjangnya. Elemen permukaan, dapat berupa datar atau lengkung. Elemen permukaan lengkung bisa berupa lengkung tunggal ataupun lengkung ganda 

Klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuannya elemennya: 
• Elemen kaku, biasanya sebagai batang yang tidak mengalami perubahan bentuk yang cukup besar apabila mengalami gaya akibat beban-beban. 
• Elemen tidak kaku atau fleksibel, misalnya kabel yang cenderung berubah menjadi bentuk tertentu pada suatu kondisi pembebanan. Bentuk struktur ini dapat berubah drastis sesuai perubahan 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 120 pembebanannya. Struktur fleksibel akan mempertahankan keutuhan fisiknya meskipun bentuknya berubah-ubah. 


Gambar 1.6 Klasifikasi elemen struktur
Sumber: Schodek, 1999




Berdasarkan susunan elemen, dibedakan menjadi 2 sistem seperti diilistrasikan pada Gambar 3.8: 
• Sistem satu arah, dengan mekanisme transfer beban dari struktur untuk menyalurkan ke tanah merupakan aksi satu arah saja. Sebuah balok yang terbentang pada dua titik tumpuan adalah contoh sistem satu arah. 
• Sistem dua arah, dengan dua elemen bersilangan yang terletak di atas dua titik tumpuan dan tidak terletak di atas garis yang sama. Suatu pelat bujur sangkar datar yang kaku dan terletak di atas tumpuan pada tepi-tepinya  

Gambar 1.7. Klasifikasi struktur menurut mekanisme transfer beban 
Sumber: Schodek, 1999 


 




Berdasarkan material pembentuknya, dibedakan: 
• Struktur kayu 
• Struktur baja 
• Struktur beton, dll 


1.4.Elemen-elemen Utama Struktur


Elemen-elemen Utama Struktur Elemen-elemen struktur utama dikelompokan menjadi tiga kelompok utama, yaitu: 
• Elemen kaku yang umum digunakan: balok, kolom, pelengkung, pelat datar, pelat berkelengkungan tunggal dan cangkang. 
• Elemen tidak kaku atau fleksibel: kabel, membran atau bidang berpelengkung tunggal maupun ganda. 
• Elemen-elemen yang merupakan rangkaian dari elemen-elemen tunggal: rangka, rangka batang, kubah, dan jaring. 

   a.  Balok dan Kolom

Elemen horisontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok akan melentur sebagai akibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja.


b.      Rangka

Struktur rangka secara sederhana sama dengan jenis balok-tiang (post-and-beam), tetapi dengan aksi struktural yang berbeda. Pada sistem rangka ini, balok maupun kolom akan melentur sebagai akibat adanya aksi beban pada struktur.


c.       Rangka Batang

Rangka batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan menyusun elemen linier berbentuk batang-batang yang relatif pendek dan lurus menjadi pola-pola segitiga. Setiap elemen batangnya tidak melentur tetapi hanya akan mengalami gaya tarik atau tekan saja.


d.      Pelengkung

Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis yang melengkung dan membentang antara dua titik.


e.       Dinding dan Plat

Pelat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan. Suatu dinding pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dalam arah vertikal maupun beban lateral seperti beban angin maupun gempa.
Struktur pelat datar digunakan secara horisontal dan memikul beban sebagai lentur dan meneruskannya ke tumpuan. Struktur pelat dapat terbuat dari beton bertulang ataupun baja.


f.        Kabel

Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel tergantung dari dasar dan perilaku beban yang bekerja padanya. Struktur kabel yang ditarik pada kedua ujungnya, berbentuk lurus saja disebut tie-rod.


g.      Membran, Tenda dan Jaring

Membranadalahlembaran tipis dan fleksibel. Tendabiasanyadibentuk dari permukaan membran. Jaring adalah permukaan tiga dimensi yang terbuat dari
sekumpulan kabel lengkung yang melintang.





1.5.        Tugas 1

                                  1.       Jelaskan definisi dari struktur  bangunan?

                                  2.       Sebutkan minimal 3 struktur utama dari sebuah bangunan gedung!

                                  3.       Sebutkan klasifikasi struktur berdasarkan karakteristik kekakuan beserta contohnya!

                                  4.       Sebutkan  contoh elemen – elemen tidak kaku!

                                  5.       Sebutkan struktur utama yang termasuk dalam elemen permukaan!












Tidak ada komentar:

Posting Komentar