Kamis, 27 Juni 2024

Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional

 

Mulai dari Diri

Modul 2.2
Hendrica Etmi Primarini


Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Ketika saya menjadi wali kelas di kelas XI jurusan BKP, dengan kondisi kelas yang hanya ada satu siswa perempuannya. Dengan kondisi semua siswa adalah laki-laki, ini adalah tantangan bagi saya untuk dapat mendampingi mereka semua agar naik di kelas XII dan tetap mempertahannya keberadaan 1 siswa perempuan tersebut. Karena sering terjadi, siswa perempuan ini menjadi mendapat perintah untuk mengerjakan tugas dari siswa laki-laki yang lain. Belum lagi mendapati aduan setiap hari karena siswa perempuan tersebut mendapat perundungan yang bersifat verbal. Sebenarnya lelah juga, dengan permasalahan yang itu-itu saja, apalagi ini hanya karena 1 siswa perempuan dikelas. Bisa saja, saya melakukan pembiaran agar sekalian saja siswa tersebut mengundurkan diri dari sekolah karena tidak nyaman. Tetapi hal itu saya tepis jauh jauh, karena kembali lagi kita sebagai guru selain memebrikan pendidikan dan pengajaran, kita harus dapat memberikan perlindungan  dan memberikan rasa nyaman kepada semua siswa kita ketika belajar disekolah untuk perkembangan pengetahuan dan perkembangan pribadi siswa.

untuk menghadpi krisis tersebut saya banyak melalukan pendekatan kepada semua siswa kelas saya. Saya banyak mengajak mereka semua ngobrol tentang apa saja, tidak melulu tentang pelajaran. Selain itu saya juga memberi kesempatan kepada semua siswa, untuk hanya sedekar chat tentang apa saja yang sedang mereka keluk kesahkan, entah itu di sekolah ataupun di rumah. Dengan mendengarkan mereka bercerita dan berkeluh kesah, saya sedikit demi sedikit lebih mengenal mereka secara pribadi dan mengetahui kebutuhan perhatian yang seperti apa yang mereka butuhkan. Dengan mereka semua dekat dengan saya, saya juga menyisipkan pesan-pesan ke siswa laki-laki itu, untuk bersama-sama menjaga dan memperhatian 1 siswa perempuan di kelas. Saya memberi pengertian kepada mereka, bahwa kita semua di kelad XI BKP harus bisa naik kelas bersama, tidak ada yang tinggal kelas ataupun mengundurkan diri. Memberikan masukan-masukan kepada siswa ketika kita sudah dekat dan mereka sudah percaya kepada kita (guru) akan lebih mudah siswa kita menerima semua masukan dan nasihat-nasihat dari saya. Dengan begitu, semua siswa akhirnya paham untuk selalu menjaga kekompakan kelas bersama dengan adanya keberadaan 1 siswa perempuan ini, memang harus benar-benar dijaga bersama sampai kenaikan kelas bahkan sampai kelulusan. 

Hal terpenting yang telah saya pelajari adalah kita sebagai guru terutama guru siswa SMK selain menjadi guru disekolah, harus bisa menjadi sahabat bagi mereka. Karena perkembangan sosial dan emosional siswa SMK sangat mudah berubah sehingga kita sebagai guru harus bisa juga menjadi teman agar siswa kita dapat terbuka dengan kita. Ini penting untuk dapat mengetahui apa saja yang dapat kita lakukan untuk membatu perkembangan sosial emosional mereka. 

Dampak dari pengelolaan krisis tersebut dalam diri saya adalah saya semakin memahami tugas seorang guru tidak hanya pintar untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi kita bisa mengembangan sosial dan emosional siswa agar mereka dapat berkembang secara akademik maupun berkembang di lingkungan sosial mereka. 

Saya setuju bahwa faktor-faktor pemahaman diri, ketangguhan atau kemampuan membangun hubungan positif dengan orang lain dapat membantu siswa menjalani proses yang lebih optimal di sekolah. Saya mempunyai siswa yang sangat sopan, kegiatan keagamaan selalu diikuti dengan rajin. Walaupun terlihat pendiam dia sering kali kedapatan berbincang serius dengan teman satu angkatan bahakan dengan lintas angkatan dan lintas jurusan. Dia juga tidak pelit dalam berbagi pengetahuan dan trik dalam tugas-tugas sekolah. Dan akan dengan senang hati membantu teman-teman yang lain untuk menginstal segala program yang diperlukan dipembelajaran sekolah. Dia juga akan dengan sabar melayani semua teman-temannya yang bertanya kepadanya. Semua yang dilakukan oleh siswa saya tersebut sudah mencirikan bahwa siswa itu memiliki kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain.

Kemampuan membangun hubungan yang positif ini juga sejalan dengan kemampuan proses pembelajaran yang lebih optimal di sekolah, dengan dibuktikan siswa tersebut mendapat jumlah nilai di rapot tertinggi dikelasnya.

Hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis saya dan pembelajaran siswa saya adalah kita dapat memahami karakter diri dan orang-orang sekitar. Dengan begitu, kita dapat mengetahui apa yang menjadi keingan kita dan apa kelebihan yang dimiliki untuk dapat kita manfaatkan untuk membantu dan menyelesaikan permasalahan dengan baik

Sebagai seorang pendidik, saya berharap:

  • dapat berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menyenangkan  
  • memperhatikan kesejahteraan emosional dan sosial para murid. 
  • menyebarkan suasana positif dan kebaikan dengan menjaga kendali atas emosi saya dalam berinteraksi dengan siapa pun. 
  • berusaha untuk tetap menjaga kontrol emosional agar tidak terlalu bereaksi secara berlebihan.
  • dapat menjadi guru dan sahabat bagis semua siswa 

Sebagai seorang pendidik, saya berharap untuk murid-murid saya agar:

  • selalu dapat menjaga satu dengan yang lainya dan tidak menyakiti hati temannya.
  • dapat menjaga kekompakan yang positif untuk meningkatkan akademik 
  • menjaga sosial emosional agar tidak mudah terpengaruh dan merasa sakit hati sendiri.
  • meningkatkan kemampuan hubungan yang positif dengan orang lain untuk meningkatkan proses pembelajaran yang lebih optimal.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar