Minggu, 30 Agustus 2020

Estimasi Biaya Konstruksi >> PENILAIAN HARIAN 1 >> Memahami Jenis-jenis Pekerjaan Konstruksi Gedung, Jalan dan Jembatan

Pertemuan 3



Kompetensi Dasar: 


3.1 Memahami jenis – jenis pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan jembatan 
4.1 Menyajikan unsur-unsur dan fungsi Pengelolaan pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan                   jembatan



Penilaian Harian Bab 1

A. Pilihlah Jawaban yang tepat!

1. Perhatikan beberapa jenis tugas pekerjaan konstruksi bangunan berikut:
(1) Menjalankan atau melaksanakan aplikasi program-program komputer yang adauntuk memenuhi kebutuhan
 pelaporan sebagai operator komputer merangkap administrasi.
(2) Membuat rencana dan perhitungan mengenai bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam suatu proyek bersama dengan manajer lapangan.
(3) Membuat rencana dan perhitungan mengenai volume pekerjaan yang akan atau yang telah dikerjakan dalam suatu proyek bersama dengan manajer lapangan. 
(4) Bertanggung jawab kepada manajer proyek
(5) Menginput data yang diterima dari project manajer dan sumebr lainnya, proyek, dan menyiapkan dalam bentuk laporan untuk manajemen tepat pada waktu yang ditentukan.
Berdasarkan beberapa tugas tersebut, yang termasuk tugas administrasi proyek ditunjukkan oleh nomer ...
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (5)
c. (2) dan (4)
d. (2) dan (5)
e. (3) dan (4)

2. Perhatikan berbagai tugas berikut:
(1) Mengadministrasikan kegiatan keluar atau masukny surat dan barang untuk proyek, menyimpannya dengan teliti dan rapi, serta menjamin ketersediaannya bila diperlukan.
(2) Membuat keputusan dalam batasan yang telah digariskan oleh manajer proyek.
(3) Memeriksa bobot pekerjaan setiap akhir bulan dan jika terjadi kemunduran dari time schedule, maka manajer lapangan, memutuskan untuk melaksanakan pekerjaan lembur. 
(4) Menjalankan atau melaksanakan aplikasi program-program komputer yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelaporan sebagai operator komputer merangkap administrasi.
(5) Memberikan pengarahan dan bimbingan staf yang ada di bawahnya.
(6) Menginput data yang diterima dari project manajer dana sumber lainnya, proyek, dan menyiapkan dalam laporan untuk manajemen tepat pada waktu yang ditentukan.
(7) Mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi tenaga kerja agar efisien terhadap pemakaian tenaga, alat dan meterial, serta target kemajuan proyek agar tercapai sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan.
Berdasarkan berbagai pernyataan tersebut, yang termasuk tugas dari manajer lapanganadalah nomor ...
a. (1), (3) dan (5)
b. (1), (4)  dan (6)
c. (2, (5) dan (7 )
d. (3), (4) dan (6)
e. (4), (5) dan (6)

3. Berikut merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh manajer proyek, kecuali...
a. mengusai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak
b. menyusun rencana mutu proyek termasuk jadwal serta metode kerja bersama-sama dengan manajer lapangan pada awal proyek.
c. menyusun Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) berdasarkan RAP awal dari estimasi manajer yang mempresentasikan pada direksi sehingga diperoleh persetujuan.
d. melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi untuk memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah disepakati.
e. mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama proses kegiatan konstruksi di proyek

4. Membuat rencana dan perhitungan mengenai bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam suatu proyek bersama dengan manajer lapangan merupakan tugas dari...
a. pelaksana struktur (site engeneering)
b. administrasi proyek
c. pelaksana arsitek (drafter)
d. quantity surveyor
e. surveyor

5. Memeriksa gambar agar sesuai dengan bill off quantity (BOQ) merupakan bagian pekerjaan dari ...
a. pelaksana struktur (site engeneering)
b. administrasi proyek
c. pelaksana arsitek (drafter)
d. quantity surveyor
e. surveyor

6. Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan adalah pekerjaan ...
a. Pembersihan lapangan
b. pemasangan bouwplank
c. pembuatan direksi keet
d. pembuatan jalan kerja proyek
e. pekerjaan pondasi

7. Berikut ini berbagai bagian dari proyek struktur, kecuali...
a. pekerjaan pondasi
b. pemsangan bouwplank
c. pekerjaan cor beton balok
d. pekerjaan cor beton balok
e. pekerjaan ring balok

8. Berikut yang termasuk dalam pekerjaan cor beton balok adalah ...
a. pekerjaan pembesian
b. Pembuatan bekisting
c. melakukan kontrol kualitas
d. kegiatan pengecoran
e. pekerjaan pengukuran dan bekisting

9. Pekerjaan pemasangan pipa instalasi listrik dapat dilakukan pada ...
a. pekerjaan pengukuran
b. pekerjaan cor beton pada lantai
c. pekerjaan lantai
d. pekerjaan atap
e. pekerjaan cor sloof

10. Menghitung luas pekerjaan bangunan dan menghitung volume pekerjaan merupakan tugas dari ...
a. pelaksana struktur (site engeneering)
b. administrasi proyek
c. pelaksana arsitek (drafter)
d. quantity surveyor
e. surveyor

11. Suatu pekerjaan yang memiliki fungsi untuk mengembalikan dan memindahkan peralatan yang telah dipergunakan disebut ...
a. pekerjaan pendahuluan
b. mobilisasi
c. demobilisasi
d. struktural
e. finishing

12. Batuan yang terdapat dipermukaan bumi maupun didalam bumi yang dapat digunakan sebagai bahan adukan bangunan melalui proses pembakaran adalah ...
a. batu beton
b. batu bata
c. batu alam
d. batu karang
e. batu kapur

13. Alat slump adalah alat yang digunakan untuk menguji campuran adukan beton, yaitu untuk menguji ...
a. sudah campur atau belum adukan beton tersebut
b. kekentalan adukan yang akan dicorkan ke bekisting
c. untuk mengetahui perbandingan campuran
d. daya lekat semen terhadap krikil dan pasir
e. untuk mengetahui jenis adukan untuk klasifikasi beton

14. Berikut beberapa aspek yang harus disiapkan sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, kecuali...
a. tempat yang akan diplester sudah bersih
b. tongkat perata sepanjang minimal1,5 meter
c. unting-unting
d. selang air
e. line bobbins

15. Satu hal yang sering terjadi dan mengganggu dalam pekerjaan pengukuran kedataran pekerjaan plesteran menggunakan selang air adalah ...
a. air cepat kotor
b. selang sering terputus
c. adanya gelembung udara di dalam selang
d. hasil pengukuran tidak tetap
e. hasil pengukuran tergantung cuaca

B. Selesaikan soal-soal berikut dengan tepat!


1. Jelaskan tahap pekerjaan kusen dan pintu!
2. Bagaimana cara pelaksanaan plafon gypsum?
3. Bagaimana langkah pengecatan pada bahan kayu?
4. Jelaskan yang dimaksud leveling pengecoran pelat lantai!
5. Sebutkan proses pengerjaan dinding!
6. Bagaimana cara melakukan pekerjaan plesteran?
7. Bagaimana cara melakukan pekerjaan mekanikal dan elektrikal?
8. Jelaskan yang dimaksud pekerjaan sarana luar bagunan!
9. Tuliskan langkah melakukan pengecatan pada bahan besi!
10. Jelaskan berbagai pekerjaan yang terdapat pada pekerjaan sanitair?



Selamat Mengerjakan..



Minggu, 23 Agustus 2020

Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti >> 2.1 PEMILIHAN LOKASI PROPERTI

 Pertemuan 6

Kompetensi Dasar:
3.2 Menerapkan prosedur pemilihan lokasi tempat properti
4.2 Melaksanakan pemilihan lokasi tempat properti



A. KRETERIA LOKASI PROPERTI


Pada umumnya, tidak semua lokasi dapat dijadikan sebagai lokasi properti. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan nilai lahan pada masing-masing lokasi atau daerah. Coba anda perhatikan lokasi lahan yang dekat pusat keramaian lebih bernilai daripada lokasi lahan di pegunungan. Dengan demikian perlu diperhatikan beberapa kreteria yang dapat dijadikan sebagai lokasi bisnis properti. Untuk lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut ini.

1. Kreteria Lokasi Tempat Properti
Salah satu syarat yang utama untuk kesuksesan dalam menjalankan bisnis investasi properti adalah ketepatan dalam memilih lokasi properti. Berikut ini merupakan empat kreteria lokasi tempat properti:
a. Arus Masuk Lokasi Lebih Besar Daripada Arus Keluar
Kreteria pertama adalah melihat bagaimana keadaan arus pada lokasi yang dipilih. Pilihlah lokasi yang memiliki arus pergerakan manusia ke dalam lokasi lebih besar dibandingkan dengan arus pergerakan manusia keluar lokasi. Artinya secara demografi, lokasi tersebut masih menjadi tujuan arus manusia, secara otomatis akan menjadi arus barang. Dengan kata lain, arus tersebut mejadi salah pilihan tempat bagi banyak orang untuk menguntungkan hidupnya.
b. Lokasi Memiliki Akses Dengan Pusat Kota
Suatu lokasi yang memiliki akses dekat dengan pusat kota dapat memiliki peran terjadinya aktivitas perkantoran. Apabila lokasi yang dipilih mudah untuk mengakses ke pusat kota, maka akan mudah dipilih oleh konsumen.
c. Lokasi Berada Di Kawasan Pilihan
Lokasi yang berada di kawasan pilihan merupakan lokasi yang diinginkan oelh konsumen ataupun pihak investor. Lokasi tersebut biasanya ditempati masyarakat yang memiliki penghasilan menengah ke atas dan memiliki capital gain (keuntungan yang didapat dari berinvestasi) yang cukup besar.
d. Lokasi Sunrise Property
Lokasi sunrise property merupakan lokasi yang terletak pada kawasan baru dan berkembang. Kawasan ini memiliki potensi yang menjanjikan untuk berinvestasi properti. Salah satu ciri dari lokasi sunrise property adalah banyak dibangun infrastrukstur. Dengan demikian, lokasi tersebut dapat meningkatkan minat konsumen untuk meminta properti baru. 

Gambar Contoh Lokasi sunrise property


Menurut Fandy Tjiptono (2015), pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:
1) Akses 
Misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.
2) Visibilitas
Lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.
3) Lalu lintas (traffic)
Menyangkut dau pertimbangan utama, yaitu sebagai berikut:
a) Banyaknya orang yang lalu lalang.
b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan.
4) Ekspansi
Tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan dikemudian hari.
5) Lingkungan
daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan.


2. Syarat Lokasi Tempat Properti
Anda telah mengetahui bahwa lokasi properti dapat mempengaruhi minat konsumen. Untuk meningkatkan minat konsumen maka terdapat tiga syarat lokasi properti yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
a. Lokasi properti mudah terlihat dari dalam kendaraan yang melintas. Makin banyak kendaraan yang melewati lokasi tempat properti, makin tinggi nilai properti. Hal ini karena adanya kemudahan akses ke lokasi properti.
b. Lokasi properti yang jarang ditemukan. Contohnya, lokasi properti dengan pemandangan danau, pantai, matahari terbenam, matahari terbit, puncak bukit, gunung atau yang menampilkan citra pemandangan alam.
c. Lokasi properti yang dekat dengan pusat bisnis. Lokasi properti yang dekat dengan pusat bisnis akan mengakibatkan permintaan terus meningkatkan, bahkan tak berimbang dengan penawaran.


Gambar Rencana pembangunan properti dekat pusat bisnis


Jenis-Jenis Lokasi Ideal yang sering dipilih oleh beberapa pembisnis properti:

1. Tanah.

Lokasi Bagus, jika

a) Dekat dengan jalan raya atau jalan tol.

b) Kontur dan komposisi tanah yang baik.

c) Peruntukkan kawasan hunian atau niaga.

d) Dekat dengan fasilitas sosial, seperti sekolah, pasar, rumah sakit, tempat ibadah dan taman bermain.

Pertimbangan Alternatifnya:

a) Memiliki prospek yang baik pada masa datang.

b) Lokasi yang relatif aman, tidak bising, tidak rawan tawuran, dan tidak rawan bencana.


2. Rumah.

Lokasi Bagus, jika:

a) Akses jalan dan transportasi memadai.

b) Peruntukkan kawasan hunian.

c) Terletak dalam kota.

d) Dekat dengan kawasan bisnis.

Pertimbangan Alternatifnya:

a) Lokasi yang relatif aman, tidak bising dan tidak rawan bencana.


3. Apartemen atau rumah susun

Lokasi Bagus, jika:

a) Dekat dengan perkantoran, universitas, atau pusat aktivitas usaha.

b) Peruntukkan kawasan hunian atau semi niaga

Pertimbangan Alternatifnya:

a) Lokasi yang sudah berkembang dengan sarana jalan yang memadai.

b) Memiliki areal parkir yang luas.


4. Komplek Perkantoran atau ruko

Lokasi Bagus, jika:

a) Dekat dengan kantor atau instansi pemerintah

b) Peruntukkan bagi kawasan niaga

Pertimbangan Alternatifnya:

a) Memiliki areal parkir yang luas.


5. Pusat Pembelanjaan, mall atau plaza

Lokasi Bagus, jika:

a) Dekat dengan area bisnis atau niaga serta permukiman pendudk,

b) Akses transportasi mudah.

c) Dekat dengan kompleks ruko, apartemen, sekolah, dan fasilitas sosial lainnya.

Pertimbangan Alternatifnya:

a) Lokasi yang padat penduduk dan memiliki daya beli tinggi.


Tugas:

Buat Rangkuman BAB 2 (bisa dilihat di blog bab 2 PEMILIHAN LOKASI PROPERTI pada  Pertemuan 5 dan Pertemuan bab 6)
Tulis pada buku dengan tulisan yang rapi dan mudah dibaca. Kemudian upload pada google clasrom. 





 


Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti >> 2.1 PEMILIHAN LOKASI PROPERTI

Pertemuan 5
Kompetensi Dasar:
3.2 Menerapkan prosedur pemilihan lokasi tempat properti
4.2 Melaksanakan pemilihan lokasi tempat properti


A. PEMILIHAN LOKASI PROPERTI

Tahukah kalian apakah yang dimaksud lokasi dalam dunia bisnis?
Menurut Kotler (2009), lokasi (place) merupakan dsegala sesuatu yang menunjukkan berbagai kegiatan bisnis untuk membuat produk agar mudah diperoleh oleh pelanggan dan selalu tersedis bagi pelanggan. Lokasi yang baik akan membawa keuntungan besar.



1. Penilaian Potensi Lokasi

Lokasi merupakan hal yang paling menguntungkan dalam dunia properti. Untuk mendapat dan memilih lokasi yang menguntungkan, maka memerlukan pengetahuan sebagai berikut:

a. Aspek Pembentukan nilai
terdapat beberapa aspek yang dapat membentuk nialai suatu lahan atau properti, antara laian sebagai berikut:
1) Lokasi Instrinsik (Instrinsic Location)
Lokasi Instrinsik (Instrinsic Location) adalah penilaian sebuah lokasi yang ditinjau dari kondisi alamiahnya, topologi lahan dan iklim yang memiliki pengaruh terhadap lokasi tersebut. sebagai contoh sebuah lahan yang berada diperbukitan akan memiliki nilai yang berbeda dengan lahan yang berada di dekat pantai atau pesisir.

2) Lokasi Relatif (Relative Location)
Lokasi relatif (relative location) adalah penilaian suatu lokasi dari hubungannya dengan kondisi lokasi yang berada disekitarnya, baik yang dekat maupun yang jauh. Penilaian lokasi relatif dapat berupa penilaian negatif atau penilaian positif. Penilaian positif positif lokasi relatif, misalnya memiliki kedekatan nilai seperti sekolah, pusat pembelanjaan, fasilitas layanan publik, jalan utama, dan sebagainya. Adapun penilaian negatif lokasi relatif, misalnya lokasi dekat dengan pembuangan sampah. 

3) Pengaruh Lingkungan (Environment Influence)
Pengaruh lingkungan (Environment Influence) merupakan sebuah keadaan sosial ekonomi masyarakat atau kondisi masyarakat yang sudah diketahui secara umum yang berada disekitar lokasi yang akan mempengaruhi kondisi yang dimaksud. Contohnya lingkungan yang kumuh, lingkungan dengan tingkat kriminalitas tinggi, adat masyarakat yang keras dan sebagainya.

b. Analisis Makro
Suatu analisis sangat diperlukan dalam penentuan suatu lokasi properti. Misalnya, terhadap lokasi properti dan hubungannya dengan berbagai lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor yang perlu dilakukan analisis makro dalam lokasi properti, antara laian sebagai berikut:

1) Analisis Arah Pertumbuhan Perkotaan
Secara umum, analisis arah pertumbuhan perkotaan dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut:
a. Pembangunan jalan lingkungan
b. Pembangunan jalan lingkungan utama
c. Pembangunan jalan lingkar utama
d. Pembangunan jalan arteri utama
e. Pembangunan sismpul-simpul baru
f. Pembangunan area komersial baru

2) Analisis Aksesibilitas dan Transportasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi analisi aksesibilitas dan transportasi, antara lain sebagai berikut:
a. Situasi lalu lintas umum dari  dan ke arah lokasi properti
b. Jalur arah lalu lintas (jalan 1 arah, 2 arah atau dekat persimpangan)
c. Intensitas pemakaian jalur lalu lintas 9padat, sepi, ramai dan sebagainya)

3) Analisis Tren dan Tata Guna Tanah
Terdapat beberapa faktor yang dianalisis tren dan atat guna tanah, antara lain sebagai berikut:
a. Pengembangan perumahan
b. Pengembangan area komersial
c. Pengembangan Kawasan bauran (Mixed used development)
d. Pengembangan kawasan rekreasi

4) Analisis Pemanfaatan Lingkungan
Terdapat beberapa hala yang dapat dianalisis dalam pemanfaatan lingkungan, antara lain sebagai berikut:
a) Kondisi disekitar lokasi properti (adanya waduk, taman, pantai dan sebagainya)
b) Status lingkungan (kumuh, elit, atau menengah)
c) Pola jalan yang ada (pola cluster, pola umum/grid, jalan arteri dan sebagainya)

5) Analisis Potensi Ekonomi Lingkungan
Terdapat beberapa hal yang dapat dianalisis mengenai potensi ekonomi dilingkungan lokasi properti, antara lain:
a) Kepadatan bangunan-bangunan disei properti
b) Pertumbuhan jumlah bangunan, misalnya berapa banyak bangunan baru dalam 1 tahun terakhir.
c) pertumbuhan harga pasar tanah, misalnya dilakukan kajian terhadap kenaikan NJOP dan appraisal
d. Permintaan terhadap properti tertentu di daerah tersebut, misal toko, rumah sewa/kontrak, kantor, gudang dan lain-lain.
e) Tingkat kekosongan  bangunan, misal perlu dikaji jumlah rumah, toko, ruko dan gudang yang kosong dibanding yang terisi.

C. Analisis Mikro
Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis secara mikro dalam penentuan suatu lokasi properti, antara lain:
1) Analisis pertumbuhan Infrastuktur
Analisis pertumbuhan infrastruktur dapat meliputi adanya pembangunan jaringan kereta api, jalan tol, bandara dan sebagainya.
2) Analisis Fasilitas Lingkungan
Analisis fasilitas lingkungan dapat meliputi kemudahan pencapaian ke berbagai fasilitas belanja, tempat ibadah, sekolah gedung pertemua, stasiun dan sebagainya.
3) Analisis Topografi Lahan
Analisis topografi lahan dapat meliputi bentuk tanah (persegi, menyudut atau melingkar), kontur tanah ekstrem, landai, atau curam), dan posisi lahan (dekat dengan sungai, pantai atau perbukitan)
4) Analisis Faktor Keamanan Lingkungan
Analisis faktor keamanan lingkungan sering atau tidak terjadi tindakan kriminl, kebakaran, bencana alam dan sebagainya.
5) Analisis Faktor Budaya Setempat
Analisis faktor budaya setempat meliputi adanya ketentuan yang tidak boleh di bangun hingga ketinggian tertentu, adanya tempat dilarang untuk mendirikan bisnis tertentu, dan sebagainya. 

d. Analisis Peluang Pasar
Menurut Boone dan Kurts (1987), analisis peluang pasar sangat berguna menyediakan pondasi bagi kepentingan perencanaan dan strategi pemasaran. Adapun faktor-faktor yang dapat diperhatikan dalam melakukan analisis peluang pasar, antara lain:
1) Analisis harga jual berbagai properti yang ada dilingkungan sekitar. hal tersebut diperlukan untuk dapat menilai kelayakan nilai beli lahan dibanding dengan prospek jualnya.
2) Analisis variasi jenis usaha properti yang telah ada. Hal tersebut diperlukan untuk menentukan kecocokan permintaan dan penawaran jenis usaha properti yang akan dilakukan.
3) Analisis demografi kependudukan. Hal tersebut dilakukan untuk menilai tingkat sosial ekonomi masyarakat akan didapatkan perkiraan daya beli dan tingkat penghasilan.
4) Analisis pasar khusus. Misalnya adanya permintaan pasar kolektif (PNS, TNI, atau swasta) untuk daerah-daerah tertentu yang diminati.


2. Keputusan Pemilihan Lokasi Properti

Anda telah mengetahui berbagai macam analisis yang dilakukan dalam melihat keunggulan dan kekurangan suatu lokasi properti. Dengan berbekal pengetahuan tersebut,, maka langkah selanjutnya adalah memilih lokasi properti. Pada dasarnya, semua analisis tersebut bukan menjadi penentu dari pemilihan lokasi properti, namun sebagai bahan untuk meminimalisir berbagai macam kendala yang belum dipahami sebelumnya. Analisis akan membantu pengembang properti untuk melihat berbagai macam kelebihan dan kekurangan dari lokasi yang akan dipilih. Pemilihan akan ditentukan dari instring bisnis dari masing-masing pembisnis properti.
Apabila ada alternatif dari beberapa lokasi yang sedang diperhitungkan, maka salah satu SWOT nya yaitu Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunity (kesempatan) dan Threat (ancaman) yang menjadi satu kesatuan infirmasi dalam keputusan yang diambil. Analisi SWOT tersebutdapat anda tulis dalam bentuk seperti tabel berikut:








Tugas:

Kerjakan tugas berikut secara Kelompok. Perkelompok terdiri dari 5 siswa.

Coba anda amati properti yang ada disekitar lingkungan anda, Kemudian analisislah dengan menggunakan analisis SWOT! Tulislah hasilnya dalam bentuk tabel, kemudian diskusikan dengan tean kelompok anda. 





Minggu, 09 Agustus 2020

Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti >> PENILAIAN BAB 1 BISNIS KONSTRUKSI DAN PROPERTI

Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti >> BAB1 Bisnis Kontruksi dan Properti

Pertemuan 4

Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami Konsep Bisnis Kontruksi dan Properti.
4.1 Mempresentasikan Konsep Bisnis Konstruksi dan Properti



Soal
A. Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Perhatikan pernyataan berikut:
(1) perencanaan konstruksi
(2) pelaksanaan konstruksi
(3) pengawas kontruksi
(4) pemodal konstruksi
(5) penasehat kontruksi

Berdasarkan Undang-undang nomer 2 tahun 2017 mengenai jasa konstruksi, jenis usaha konstruksi ditunjukkan oleh nomer ...
a. (1) , (2) , dan (3)
b. (1) , (3) , dan (4)
c. (2) , (3) , dan (4)
d. (1) , (2) , dan (4)
e. (1) , (2) , dan (3)

2. Suatu hal yang berkaiatan dengan lahan (tanah), hunian, jenis bangunan perkantoran dan jenis bangunan untuk perdagangan (komersial) disebut ...
a. lokasi
b. proyek
c. konsultan
d. properti
e. konstruksi

3. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) survei
(2) instalasi
(3) pengujian teksnis
(4) penyelesaian bangunan
(5) analisis
Berdasarkan pernyataan diatas, yang termasuk jenis usaha jasa konsultasi konstruksi ditunjukkan oleh nomer...
a. (1) , (2) , dan (3)
b. (1) , (2) , dan (4)
c. (2) , (3) , dan (4)
d. (1) , (3) , dan (5)
e. (3) , (4) , dan (5)

4. Perhatikan Pernyataan berikut!
(1) survei
(2) instalasi
(3) Penyewaan peralatan
(4) penyelesaian bangunan
(5) konstruksi khusus
Berdasarkan pernyataan diatas yang termasuk jenis usaha pekerjaan konstruksi ditunjukkan oleh nomer ...
a. (1) , (2) , dan (3)
b. (1) , (2) , dan (4)
c. (2) , (3) , dan (4)
d. (1) , (3) , dan (5)
e. (3) , (4) , dan (5)

5. Perhatikan pernyataan berikut:
(1) instalasi
(2) perekayasaan, pengadaan dan pelaksanaan
(3) penyewaan alat
(4) rancang bangun
(5) penyelesaian bangunan
Berdasarkan pernyataan diatas yang termasuk janis jasa konstruksi terintegrasi ditunjukkan oleh nomor ...
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (1) , (2) dan (3)
d. (2), (4) dan (5)
e. (1), (2), (3), (4) dan (5)

6. Bisnis properti yang paling menguntungkan adalah ...
a. usaha ruko
b. tanah
c. dermaga
d. rumah
e. jembatan

7. Tujuan utama dalam menjalankan bisnis konstruksi dan properti adalah untuk ...
a. mempertahankan budaya
b. meningkatkan persaingan
c. meningkatkan pengaruh politik
d. meningkatkan status sosial
e. mendapatkan keuntungan

8. Bisnis merupakan suatu bentuk dari aktivitas yang utamanya bertujuan dalam memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakan atau yang berkepentingan di dalam terjadinya aktivitas tersebut.
Definisi bisnis tersebut dikemukakan oleh ...
a. steinford
b. L.D Dicksee
c. Thomsett and Thomsett
d. Tosh
e. Wurtzebach

9. Properti (real estate) merupakan tanah dan seluruh pengembangan diatasnya maupun pada tanah tersebut.
Definisi properti tersebut dikemukakan oleh...
a. steinford
b. L.D Dicksee
c. Thomsett and Thomsett
d. Tosh
e. Wurtzebach

10. Berikut yang termasuk properti residensial adalah...
a. ruko
b. toko
c. apartemen
d. kios
e. ruang kantor

B. Selesaikan soal-soal berikut dengan tepat!
1. Apakah yang dimaksud dengan bisnis konstruksi?
2. Apakah yang dimaksud dengan  bisnis properti?
3. Sebutkan tujuan bisnis properti!
4. Jelaskan tentang jenis-jenis usaha jasa konstruksi menurut UU No 2 tahun 2017!
5. Jelaskan perbedaan antara properti komersial dan properti residensial!
6. Jelaskan pengertian ruko!
7. Sebutkan cara untuk dapat memahami klien atau konsumen dalam bisnis propeerti!
8. Jelaskan yang dimaksud dengan analisis SWOT!
9. Siapa saja perusahaan yang diperbolehkan untuk ikut dalam bisnis konstruksi dan properti?
10. Jelaskan tentang cara pemasaran properti!



Selamat Mengerjakan. 



Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti >>1.3. PEMASARAN PROPERTI

Pertemuan 3
Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami Konsep Bisnis Kontruksi dan Properti.
4.1 Mempresentasikan Konsep Bisnis Konstruksi dan Properti



C. PEMASAN PROPERTI
Saat ini bisnis properti telah banyak ditekuni oleh kontraktor atau perusahaan sehingga terjadinya persaingan antar kontraktor/perusahaan dalam mencari konsumen. Dalam hal ini, terdapat banyak faktor yang perlu diperhatikan kontraktor atau perusahaan tersebut. Salah satunya adalah cara pemasaran. Berikut contoh dari cara pemasaran:

1. MEMAHAMI KONSUMEN
Semua hasil properti harus dijual atau disewakan kepada konsumen karena konsumen menjadi titik utama dalam bisnis. Oleh sebab itu, anda harus memahami keinginan konsumen. Untuk dapat memahami keinginan konsumen, anda dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting mengenai status konsumen, tanpa menyinggung perasaan konsumen
b. Pastikan agar pesan jualan anda sampai kepada konsumen. Buatlah gambaran umum mengenai properti yang dijual atau disewakan, ungkap berbagai macam keunggulan dan minimalisir berbagai kekurangan pada properti
c. Pertimbangkan segmentasi pasar yang sedang anda ataupun konsumen hadapi


2. MEMPERTIMBANGKAN JENIS PROPERTI
Strategi pemasana untuk unit perkantoran, ruang retail atau tempat tinggal berbeda-beda. Ada beberapa kemungkinan prediksi yang diinginkan oleh konsumen terhadap property, diantaranya sebagai berikut:
a. Konsumen  dari daerah tingkat kepadatan penduduk rendah umumnya akan mencari rumah keluarga tunggal.
b. Konsumen dari daerah yang memiliki kepadatan tinggi akan mencari ruang yang dapat mencakup orang banyak, seperti apartemen dan kondominium. Aspek-aspek kenyamanan, rasa lega, serta kelengkapan fasilitas pada bangunan dianggap sebagai hal penting.
c. Ruang retail dan perkantoran akan banyak dicari konsumen dalam rangka mencari keuntungan bagi dirinya dan perusahaannya.
d. Properti untuk industri mungkin menjadi lebih menarik saat anda menekankan pada fasilitas listrik, air dan kemudahan aksesnya. Properti ini juga mungkin mencakup pergudangan serta ruang pabrik.


3. MEMBANDINGKAN PROPERTI KOMERSIAL DENGAN RESIDENSIAL
Secara umum, properti dapat dibedakan menjadi properti komersial dan properti residensial. Kontraktor atau perusahaan properti harus dapat membedakan properti komersial dan properti residensial.Properti komersial lebih mengarah kepada peraturan bisnis atau mencari keuntungan, misalnya ruko, ruang kantor, toko, dan kios. Adapun properti residensial meliputi rumah hunian (rumah kost, rumah sewa, apartemen dan villa). Fokus utama dari properti yang bersifat komersial adalah mencari keuntungan. Properti tersebut melibatkan penjualan, penyewaan, atau penggunaannya untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin. Keputusan yang dijalankkan juga mungkin dibuat oleh dewan atau sekelompok orang. 


4. MENERAPKAN ANALISIS SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kelebihan), Weaknesses (kekurangan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman/resiko). Pada awalnya, SWOT dikembangkan untuk merencanakan strategi kompetensi, namun anda juga dapat memanfaatkannya untuk pemasaran properti. Dengan demikian, analisis SWOT dapat digunakan tahap pertama dari perencanaan pemasaran anda.


5. MENETUKAN TUJUAN DAN PERENCANAAN
Tujuan berbisnis adalah memperoleh keuntungan dari menjual atau menyewakan sebanyak mungkin properti dan atau menerima banyak komisi. Untuk dapat mencapai semua tujuan tersebut, buatlah perencanaan yang tepat, baik terkaiat jenis tugas, waktu dan targetnya.

6. MENYIMPAN SEMUA DOKUMEN ATAU ARSIP PENTING
Siapkan dokumen, keputusan dan arsip penting tentang pemasaran properti harus anda simpan dengan baik. Apabila anda tahu dan mampu mengoperasikan komputer, masukkan semua berkas dan folder ke dalam file yang sudah diberi nama dan tanggal. Jangan sampai desktop yang disimpan tanpa ada judul dan tanggal kerena akan menyulitkan anda pada masa datang.






Tugas:
Lakukan Pengamatan mengenai berbagai pemasaran properti yang ada di lingkungan sekitarmu. Tuliskan berbagai macam cara pemasaran bisnis properti tersebutdalam buku tugas. Kirim pada Goggle Classroom.



Sumber Materi:
Buku Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti SMK/MAK
Kelas XI
Penerbit Bumi Aksara






Minggu, 02 Agustus 2020

Estimasi Biaya Konstruksi >> Memahami Jenis-jenis Pekerjaan Konstruksi Gedung, Jalan dan Jembatan

Kompetensi Dasar: 


3.1 Memahami jenis – jenis pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan jembatan 
4.1 Menyajikan unsur-unsur dan fungsi Pengelolaan pekerjaan konstruksi gedung, jalan dan                   jembatan

Pertemuan 2 

Materi:
1.  Pekerjaan Struktur
2. Pekerjaan Arsitektural


1. Pekerjaan Struktur

Setelah melakukan pekerjaan awal konstruksi, tahap selanjutnya adalah tahap pekerjaan struktur. Pada pekerjaan ini, harus sudah fokus pada pembuatan konstruksi bangunan gedung inti yang akan dibuat. Berikut beberapa tahapan pekerjaan struktur:

a. Pekerjaan Pondasi
Dalam proyek pembangunan gedung terdapat pekerjaan pondasi. Pada pembahasan ini, jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang. Tiang pancang (pile foundation) merupakan bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan atau mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi diatasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam (Hutami,2013)

Gambar 1.1 Pemasangan tiang pancang


Sebelum pemasangan tiang pancang (pemancangan) dilakukan, perlu dilakukan tes uji pembebanan (loading test). Jika tes uji beban tersebut sudah dilakukan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan maka dapat dilakukan pemancangan di lapangan. Tiang pancang yang banyak digunakan saat ini merupakan barang pabrikan sehingga sekitar 1 minggu sebelum kegiatan pemancangan dilakukan, tiang pancang telah dipesan.

Adapun pelaksanaan pemancangan yaitu sebagai berikut:
1). Melakukan pengukuran kembali dengan teodolit untuk mendapatkan titik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan gambar kerja.
2). Setelah didapat titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya diatur posisi atau kedudukan dari crane.



 Gambar 1.2 Cara pasang tiang pancang. (a) penempatan tiang pancang (b) pemukulan tiang pancang dan (c) lakukan pemukulan berulang hingga mencapai kedalaman yang diinginkan.


3). Setelah dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada posisinya ( Centre line)
4). Jika tiang pancang telah pas (centre) maka selanjutnya tiang oancang dipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang pancang tersebut telah hampir tertancap seluruhnya namun setelah dilakukan tes calendering (PDA test) masih belum mencapai tanah keras, maka tiang pancang disambung dengan menggunakan las.
5). Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil test calendering (PDA test) telah menunjukkan nilai yang diinginkan atau telah mencapai tanah keras. Cara mengetahui taing pancang telah mencapai tanah keras, yaitu jika dipukul hammer akan membalik.
6). Sisa tiang pancang yang muncul dipermukaan tanah dipotong dan dibobok dengan menggunakan alat potong. Kemudian, besi dari tiang pancang yang muncul disambung ke balok sloof dan kolom.

Setelah pemasangan tiang pancang dilakukan, pekerjaan selanjutnya adalah pile cap, yaitu merupakan suatu cara utnuk mengikat pondasi taing pancang sebelum didirikan kolom dibagian atasnya.



Gambar 1.3 Pemasangan tiang pancang dan pile cap


b. Pekerjaan Sloof
Pengecoran sloof dapat dilakukan setelah pondasi pile cap selesai dilakukan. Pada dasarnya, pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan pondasi pelat setempat atau pondasi telapak. Pada awalnya, bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing. Kemudian dituangkan campuran beton. Campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton pondasi, misal mutu beton K-300. Perlu diingat, campuran beton tersebut telah dilakukan job mix design dan nilai slump test nya sesuai dengan spesifikasi teknis. dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

Gambar 1.4 Pengecoran sloof


c. Pekerjaan Cor beton Kolom.
Setelah pekerjaan sloof dilakukan, pekerjaan cor beton kolom dapat dilakukan. Berikut berbagai pekerjaan yang harus dilakukan saat cor beton kolom.

1. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. misalnya besi yang digunakan yaitu besi diameter 19 sebagai tulangan utama dan besi diameter 10 sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

2. Pembuatan bekisting 
Bekisting dibuat dari multiplek 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.

3. Melakukan kontrol kualitas
Berikut dua kontrol kualitas yang dilakukan:
a. Kontrol kualitas pertama, yaitu kontrol kualitas sebelum dilakukan pengecoran. Kontrolnya meliputi kontrol kualitas terhadapa posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, dan posisi penempatan water stop.
b. Kontrol kualitas kedua, yaitu kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.
Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama - sama dengan kontrol pengawas kemudian dibuatkan berita acara pengesahan kontrol kualitas.

4. Kegiatan pengecoran
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh.

5. Kegiatan Curing
Curing (perawatan) dilakukan sehari (24jam) setelah pengecoran seleasi dilakukan. Caranya dengan dibasahi air dan dijaga atau dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.


    Gambar 1.5 Proses pelaksanaan pekerjaan cor kolom
  

d. Pekerjaan Cor Beton Balok dan Ring Balok
Pelaksanaan pekerjaan cor beton balok dan ring balok sama halnya dengan pelaksanaan pekerjaan kolom. Namun, pada pekerjaan cor beton balok dan ring balok, pengerjaan bekistingnya perlu ditambah dengan kayu dolken (ubar). Kayu ini berfungsi sebagai steger atau penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
Pelaksanaan pengecoran balok, biasanya seiring dengan pelaksanaan pelat lantai. Tulangan yang digunakan, pada proyek ini yaitu besi diameter 16 sebagai tulangan utama dan besi diameter 8 sebagai sengkang (begel)

   Gambar 1.6 Proses cor beton balok dan ring balok



e. Pekerjaan Cor Beton Pelat Lantai.
Proses pelaksanaan pekerjaan cor beton pelat lantai yaitu sebagai berikut:

1). Pekerjaan pengukuran dan bekisting
Pemasangan bekisting plat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang sebelumnya ada pada lantai bawah. Tujuan pengukuran ini untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok. Dari hasil pengukuran tersebut, maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasikan pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (scaffolding). Proses pemasangan begesting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

2). Pekerjaan Pembesian
Faabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Stelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan pembesian pelat lantai. PAnjang penjangkaran dipasang 30 x diamter tilangan utama.

3). Leveling Pengecoran pelat lantai.
Supaya pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukkan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai dengan gambar desain.

4) Pekerjaan kontrol kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

5). Pekerjaan instalasi listrik
Pekerjaan instalasi listrik menggunakan pipa conduit diatas besi tulangan bagian bawah. Dalam hal ini, kabel dimasukkan ke dalam pipa conduit. Adapun untuk sambungan kabek dapat menggunakan T DOS dan sebagainya, serta membungkusnya dengan isolator.

6). Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan ready mix truck yang dibantu dengan menggunakan concret pum. Dalam hal ini kabel dimasukkan ke dalam pipa conduit. Pengecoran dilakukan sekaligus dengan balok dan plat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran, dapat digunakan concrete pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya, finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

7). Pekerjaan curing (perawatan)
Sama halnya dengan pekerjaan kolom, curing dilakukan sehari stelah dilakukan pengecoran.


 Gambar 1.7 Pekerjaan cor pelat lantai






2. Pekerjaan Arsitektural

Setelah melakukan pekerjaan struktur, pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan  arsitektural. Pekerjaan arsitektural dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut:

a. Pekerjaan Dinding
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu direndam didalam air sebentar. Adapun peralatan yang digunakan pada pekerjaan dinding, yaitu waterpass, sekop, ember, benang, sipatan, pacul, dan cetok.

Proses pengerjaan dinding bata:
1) membuat adukan spesi sesuai dengan campuran yang terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis.
2) Melakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata
3) membuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
4) bata yang akan dipasang harus tegak, datar, dan siku
5) Sebelum dipasang batu bata, basahi batu bata tersebut terlebih dahulu
6) Batu bata disatukan dengan menggunakan adukan spesi yang sudah disiapkan.
7) Melakukan pengukuran oleh surveyor dengan menggunakan waterpass. tujuannya untuk mengontrol pemasangan batu bata agar lurus dan tegak.


Gambar 1.8 Pekerjaan dinding



b. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan. Atau dapat juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan plesteran sama dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan plesteran sama dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan dinding.
Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran, yaitu sebagai berikut:
1) Mengayak pasir pasang yang akan digunakan. Tujuannya untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
2) Mengaduk Spesi sesuai dengan kebutuhan spesi sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
3) Menyiram pasangan dinding bata dengan air.
4) Membuat kepala plesteran pada beberapa bagian.
5) Melakukan plesteran permukaan dinding kemudian diratakan dengan sipatan.
6) Setelah proses plesteran selesai dilakukan, dilakukan proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
7) Apabila pengacian sudah kering, gosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.


Gambar 1.9  Pekerjaan plesteran



c. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai yang dilakukan disini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan plint keramik, pekerjaan pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan kemarik homogenius.
adapun proses pelaksanaan pekerjaan lantai yaitu sebagai berikut:
1) Siangi permukaan tanah hingga jenuh
2) Letakkan campuran beton lantai diatas permukaan tanah. Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
3) Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersama dengan konsultan pengawas. Setelah beton mengeras, dapat dipasang keramik.
4) Menentukan siku darai ruang yang akan dipasang keramik.
5) Sebelum keramik dipasang, keramik disiram atau direndam di dalam air terlebih dahulu.
6) Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organik lainnya. 
7) lakukan adukan spesi sesuai dengan kebutuhan.
8) Pasang titik patok disisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.
9) Letakkan spesi adukan di atas lantai cor beton, kemudian ratakan.
10) Letakkan keramik diadukan spesi dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.


Gambar 1.10  Pekerjaan lantai



d. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata. Atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Adapun untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian. Selain itu, ketika pekerjaanlantai selesai dilakukan, tetapi harus tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing. Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela, dipasang juga aksesories dari pintu dan jendela seperti kunci tanam, handle jendela, handle pintu dan lain sebagainya. 


Gambar 1.11 Pekerjaan pintu dan jendela



e. Pekerjaan Plafon
Pekerjaan plafon dapat digunakan pada bangunan ruang tamu, kantor dan toilet. Pada Pembahasan ini, jenis plafon yang digunakan yaitu plafon gipsum. Rangka plafon menggunakan rangka besi hollow. Adapun untuk gudang tidak menggunakan plafon.
Adapun cara pelaksanaan pemasangan plafon gypsum yaitu sebagai berikut:
1) Memasang rangka hollow sesuai dengan gambar kerja (shop drawing). Biasanya pemasangan rangka plafon ini dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan ragka atap baja ringan. 
2) Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
3) Memasang alat bantu (scaffolding). Jika memungkinkan, Scaffolding yang digunakan memiliki roda supaya tidak merusak keramik.
4) Memsaang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
5) Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan

 
Gambar 1.12 Pekerjaan plafon


f. Pekerjaan Pengecatan
Pada permukaan gypsum atau dinding luar dan dalam, harus dilakukan  pekerjaan pengecatan dengan cat air. Namun terlebih dahulu membersihkan permukaan gypsum atau dinding dari kotoran, dinding-dinding  juga harus diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air dilakukan pengecatan cat dasar.
Bahan-bahan dari kayu, seperti lisplang, kusen, jendela dan pintu panel, dilakukan pengecatan dengan cat minyak. Sebelum dicat, permukaaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu. Selanjutnya diberi alkali, kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru dicat dengan cat minyak.
Adapun bahan-bahan dari besi seperti untuk railing tangga, penutup besi, pagar dan lain sebagainya. Sebelum bahan-bahan tersebut di cat, permukaan bahan-bahantersebut dibersihkan terlebih dahulu, lalu diberi minyak cat kemudian dicat dengan cat dasar dan dilanjutkan dicat dengan cat minyak. Adapun jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan disesuikan dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Gambar 1.13 Pekerjaan pengecatan



g. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor, pipapemsadan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan keran air, floor drain, kloset, bak mandi, wastafel, roof drain, septic tank, sumur resapan, dan lain sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.
Pekerjaan pemsangan septic tank harus dilakukan sesuai standar. Tujuannya agar tidak mencemari air lingkungan. Selain itu, jarak septic tank dan sumur resapan minimal 10 meter dengan bangunan 1,5 meter, dan dengan sumur resepan air hujan 5 meter. Hal ini sesuai dengan SNI.



Gambar 1.14. Pekerjaan Sanitasi



h. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal disingkat dengan istilah ME. Pekerjaan mekanikal berkaitan dengan alat mesin besar seperti lift, eskalator, AC, pemasangan pompa air dan sebagainya. Adapun pekerjaan elektrikal berkaiatan dengan instalasi listrik.
Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan perlu ditunjukkan contoh-contoh material, tipe dan merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan. Pengadaan material untuk pekerjaan elektrikal disimpan disekitar lokasi terdekat dengan area pekerjaan. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan kerusakan material akibat benturan perangkat keras, sementara material lain disimpan di gudang tertutup.
Teknis pelaksanaan pekerjaan ME sesuai dengan gambar desain, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), serta spesifikasi teknis pekerjaan elektrikal dan mekanikal. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan mekanikal sesuai dengan perencanaan dan membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang berkompeten dibidangnya.
Pada pekerjaan instalsi listrik, telepon, ducting, dan fire alarm dilakukan sebelum plesteran dan dinding serta pemsangan plafon. Instalsi stop kontak dan sakelar-sakelar dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana. Setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan sakelar terpasang, selanjutnya diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

Gambar 1.15. Pekerjaan Menanikal elektrikal



i. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap yang dimaksud yaitu menggunakan rangka atap yang terdiri atas baja ringan. Pekerjaan atap dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom selesai dikerjakan. Rangka atap dipasang dengan sedemikian rupa sehingga kukuh dan rapi agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna. Dimensi rangka baja dan penempatannya disesuikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.
Atap penutup terdiri atas atap genteng metal zincalume dengan tebal 0,35 mm dan atap spandek. Stelah itu, dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup. Kemudian talang jurainya dari genteng metal juga dipasang dengan ukuran dimensi disesuikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana. Selain genteng dapat juga menggunakan canopy atap grill aluminium dan canopy kaca mika. Namun tentu saja pemasangan meterial tersebut dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli dan berpengalaman dalam mengerjakannya.


                                                               Gambar 1.16 Pekerjaan Atap



j. Pekerjaan Sarana Luar Bangunan
Pekerjaan sarana luar bangunan yang dilakukan meliputi taman, pembuatan jalan lingkungan, pembuatan saluran drainase lingkungan dan pembuatan pagar keliling. Pekerjaan ini dibagi ke beberapa kelompok dalam pengerjaannya sehingga didapat hasil yang baik. 

  Gambar 1.17 Pekerjaan pagar rumah






Tugas:
1. Buat Rangkuman tentang materi Pekerjaan struktur dan pekerjaan arsitektural. Kemudian tugas diupload di googleclassroom.

2. Buat 1 pertanyataan tentang materi Pekerjaan struktur dan Pekerjaan Arsitektural, tulis pada kolom komentar dibawah , jangan lupa beri nama, no absen dan kelas kalian!


Selamat Mengerjakan.








Sumber Materi:
Buku Perencanaan Bisnis Konstruksi dan Properti SMK/MAK
Kelas XI
Penerbit Bumi Aksara