Rabu, 24 Juli 2019

MODUL PKK Kelas XI SMK


Pengertian kewirausahaan adalah suatu proses dalam melakukan atau menciptakan sesuatu yang baru dengan cara kreatif dan penuh inovasi yang memberikan manfaat bagi orang lain dan bernilai tambah.

Ada juga yang menjelaskan definisi kewirausahaan adalah suatu sikap mental seseorang yang memiliki kreativitas, aktif, bercipta daya untuk membuat sesuatu yang unik dan baru dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Kewirausahaan memiliki proses yang dinamis untuk menciptakan sesuatu yang disertai tenggang waktu, modal, sumber daya dan juga risiko.

Secara bahasa dalam Wikipedia, arti kewirausahaan adalah suatu proses untuk mengembangkan, mengindentifikasi, dan mewujudkan visi dan misi dalam kehidupan. Kata “Kewirausahaan” berasal dari kata wira dan usaha. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Wira berarti; pejuang, berani dan berwatak agung, berbudi luhur. Sedangkan kata Usaha berarti; bekerja, berbuat amal, berbuat sesuatu

Ciri-Ciri Orang yang Punya Jiwa Kewirausahaan

Seseorang yang ingin memulai bisnis tentu harus memiliki jiwa kewirausahaan. Tanpa jiwa kewirausahaan bisa jadi bisnis yang sedang dirintis berhenti di tengah jalan karena penyebab yang sederhana, seperti ketidakmampuan mengatasi kepercayaan diri untuk menjalankan bisnis.

Bagaimana seorang pebisnis bisa dikatakan memiliki jiwa kewirausahaan? Mengacu pada pengertian kewirausahaan, adapun beberapa ciri-ciri kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai Keberanian dan Daya Kreasi yang Tinggi


Pebisnis yang sukses adalah seseorang yang memiliki keberanian yang tinggi untuk berkreasi. Karena memiliki kreativitas saja tidak cukup untuk menuju kesuksesan berbisnis.

Orang yang memiliki keberanian untuk memulai tidak akan takut dengan resiko kegagalan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Tapi bukan berarti harus berani saja tanpa adanya pertimbangan dan perencanaan yang mumpuni.

Jiwa kewirausahaan tercipta karena timbulnya kepercayaan diri untuk mewujudkan mimpi dan keinginan untuk hidup lebbih baik dan lebih besar.

2. Mempunyai Semangat Tinggi dan Kemauan Keras


Tidak hanya daya kreativitas saja, seorang wirausahawan yang ingin membangun bisnis harus memiliki semangat tinggi dan kemauan keras. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri bahwa apa yang akan dikerjakan akan membawa pada keberhasilan.

Adanya kemauan yang keras membuat seseorang bertekad kuat untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.

3. Mempunyai Daya Analisis yang Baik


Seorang wirausaha harus memiliki daya analisis terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Misal saja memperhitungkan untung rugi, persaingan, nilai jual barang atau jasa dan kemampuan analisis pasar lainnya.

Hal ini penting dimiliki dalam diri seorang wirausahawan yang sedang menggeluti bisnis, karena betujuan untuk meminimalisir kerugian.

4. Berjiwa Pemimpin dan Tidak Berperilaku Konsumtif


Pebisnis harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk dirinya sendiri maupun bawahannya. Dalam artian mampu memimpin atau mengendalikan dirinya sendiri dan anggotanya dalam pengambilan keputusan.

Seorang pemimpin tidak seharusnya memiliki perilaku konsumtif, karena pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan. Dengan jiwa seperti ini, bisnis yang sedang Anda bangun akan semakin berkembang dengan terus memanfaatkan keuntungan sebagai modal untuk bisnis yang lebih besar.

5. Membuat Keputusan dan Melaksanakannya


Pebisnis yang hebat adalah yang mampu membuat keputusan dengan cepat dan tepat untuk menghasilkan sesuatu. Pebisnis yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah yang memiliki perhitungan dalam setiap keputusannya dalan melaksanakan keputusan tersebut sesuai yang sudah disepakati bersama timnya. Melaksanakan keputusan dengan cepat meminimalisir hilangnya peluang.

6. Memiliki Pengabdian yang Besar Terhadap Bisnisnya


Jiwa wirausaha dimiliki oleh seseorang yang bisa mengabdikan diriya terhadap pekerjaannya. Pebisnis yang sedang memulai bisnisnya harus mengesampingkan kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda demi pekerjaanya.

Meskipun banyak orang mengatakan bahwa bisnis adalah tidak memiliki waktu yang mengikat, namun perlu diketahui bahwa untuk menekuni bisnis justru membutuhkan waktu lebih untuk belajar, memahami dan menjalankan bisnis dengan baik.

Tidak hanya untuk dirinya sendiri, pebisnis harus menerapkan jiwa wirausahanya terhadap pelanggan dan calon pelanggan. Untuk menjadi seorang wirausaha yang dapat dikatakan handal dan profesional jika ia melakukan hal-hal berikut ini:

  • Sangat mengenal dan meyakini produknya
  • Mampu menerima kritik dan saran yang baik dengan tidak berdebat dengan pelanggan maupun calon pelanggan
  • Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan anggotanya maupun pelanggan
  • Bersikap yang santun, jujur dan berani mengambil keputusan
  • Bertanggung jawab jika saja terjadi sesuatu terhadap produk atau jasa dalam bisnisnya yang merugikan pelanggan.

Tujuan Seseorang Berwirausaha


Seorang yang berwirausaha pasti punya tujuan tertentu yang ingin dicapai. Selain melakukannya untuk diri sendiri, seorang wirausahawan juga melakukan kegiatan wirausaha untuk kepentingan orang lain.

Berikut ini adalah beberapa tujuan seseorang berwirausaha:

  1. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan membantu mereka untuk menjadi pengusaha mandiri.
  2. Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja di sekitarnya.
  3. Meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan juga masyarakat di sekitar usaha yang dijalankan dengan membuka lapangan kerja.
  4. Menularkan dan mengembangkan semangat berwirausaha kepada orang lain.
  5. Membantu para pengusaha muda untuk berkreasi dan berinovasi.

Membangun bisnis yang besar berawal dari bisnis yang kecil. Bisnis tidak melulu harus dengan modal materi yang besar namun juga disertai dengan modal moril yang tinggi.






Menentukan Produk atau Jasa Untuk Memulai Usaha


Memulai Usaha harus memiliki produk atau jasa.


Yang namanya memulai usaha, tentu ada sesuatu yang “diusahakan” sehingga bisa memberikan pemasukan. Selisih pemasukan dan pengeluaran itu yang biasa disebut laba, laba ini bisa berbentuk materi bisa juga penghargaan. Lalu pertanyaannya apa itu yang namanya “diusahakan” itulah yang disebut “produk” atau “jasa”. Usaha tanpa adanya “produk” atau “jasa” yang ditawarkan bisa saja kita sebut usaha bodong.

Untuk memulai usaha, mungkin Anda sudah menentukan jenis dan ide usaha pilihan. Misalnya kita ambil contoh Anda akan membuka toko alat-alat listrik, yang jadi masalah berikutnya adalah pemilihan produk yang akan dijual. Memilih yang mana dan bagaimana dari sekian banyak macam produk dan merek ala-alat listrik yang sesuai sasaran pasar. Untuk mudahnya kita akan klarifikasi apa itu produk, pasar konsumen dari produk dan apa yang konsumen butuhkan atau lihat dari suatu produk.

Apa yang disebut dengan produk atau jasa.


Parfum, normalnya adalah suatu cairan beraroma harum. Jika seorang wanita membeli parfum, yang dibeli bukan hanya sekedar cairan beraroma. Tapi yang dicari untuk dibeli adalah bagaimana citra dari parfum tersebut, bagaimana janjinya, keharumannya, nama dan kemasannya, perusahaan yang membuatnya, toko yang menjualnya. Semuanya menjadi bagian dari produk parfum secara keseluruhan. Itu yang dikatakan Philip Kotler dan Gary Armstrong.

Nasehat dari seorang pengacara, konser band dari group terkenal, liburan ke suatu tempat, menyajikan berita atau tulisan, membangun blog di internet, semuanya itu dapat disebut produk.

Tingkatan Produk.

Produk yang ada dipasaran banyak variasinya walaupun mungkin fungsinya sama, namun demi memenuhi kemudahan dan kebutuhan konsumen yang berbeda-beda, produk tersebut menjadi berbeda dari yang satu dengan yang lain. Melihat produk dari segi perencanaannya ada tiga tingkatan yang menjadi perhatian konsumen yaitu :

  • Produk dari segi inti pemanfaatan bagi konsumen. Produk ini lebih mengutamakan manfaatnya.
  • Produk dari sisi aktualnya yang umumnya mempunyai karakteristik tingkat mutu, sifat, design, nama merk, serta kemasan. Produk ini tidak hanya sekedar berwujud dari produk intinya saja. Banyak nilai tambahnya
  • Produk dari seberapa besar nilai tambahannya baik berupa servis dan manfaatnya bagi konsumen dari produk inti dan produk aktualnya.

·       Dengan memperhatikan ketiga tingkatan tersebut, bagi konsumen semua itu menjadi bagian penting dari suatu produk secara total. Sebagai ilustrasi adalah jika kita membeli sebuah produk Handycam merk sony, maka sebetulnya kita membeli suatu camcorder yang bukan hanya bisa merekam saja tapi juga memiliki garansi suku cadang, jasa reparasi, pelajaran penggunaan, pelayanan perbaikan yang cepat, telpon bebas pulsa untuk menghubungi jika ada masalah.

·       Bagi konsumen itu semua menjadi bagian penting dari produk total. Namun produk yang seperti itu pasti akan lebih mahal. Untuk produk yang Anda jual pastikan juga ada pilihan produk inti untuk konsumen yang butuh hanya manfaatnya saja yang tentunya harganya bisa lebih murah.



Klasifikasi Produk.


Dalam pengembangan strategi pemasaran untuk produk dan jasa, produk dibagi menjadi dua kelas besar berdasarkan pada jenis konsumen yang menggunakannya yaitu produk konsumen dan produk industri. Sebetulnya Anda ingin bergerak dibidang usaha kelas mana ?.

A. Produk Konsumen.


Adalah produk yang dibeli oleh konsumen akhir dan biasanya untuk konsumsi pribadi. Cara konsumen membeli produk ini bisa dibagi menjadi :

Produk sehari-hari, konsumen dalam membeli produk ini hanya sedikit ( minimal ), namun sering sehingga sedikit membanding-bandingkan, atau seketika ( sulit ditunda). Biasanya harga produk ini rendah dan keuntungannya kecil, dan penjualannya tersebar luas dan bersaing ketat. Produk sehari-hari inipun bisa digolongkan menjadi :

  • Produk kebutuhan pokok, produk ini dibeli secara teratur misalnya Kecap, gula, sembako.
  • Produk impuls, produk yang dibeli konsumen dengan perencanaan atau usaha untuk mencari. Seperti permen, majalah. Makanya seringkali produk ini ditaruh dekat kasir.
  • Produk dalam keadaan darurat, konsomen membeli produk ini jika segera membutuhkannya. Seperti lilin pada saat mati lampu, payung pada saat musim hujan.

Produk Shoping, produk Konsumen yang lebih jarang dibeli. Konsumen membandingkannya dengan cermat, mutu, harga, dan gayanya, sehingga konsumen membutuhkan waktu untuk membelinya. Produk in dibagi menjadi :

  • Produk homogen, konsumen suka membanding-bandingkan harga, jadi arus terjadi tawar menawar.
  • Produk heterogen, konsumen lebih memilih sifat produk ketimbang harga, sehingga penjual harus menyediakan banyak pilihan dan harus ada wiraniaga yang trampil untuk memberikan saran dan informasi.

Produk Khusus, produk yang mempunyai karakteristik khusus, unik, merk tertentu. Konsumen rela melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkannya. Sehingga lokasi usaha Anda tidak memerlukan tempat yang nyaman, namun Anda harus memberi petunjuk lokasi. Misal peralatan fotografi yang mahal, pakaian yang dibuat khusus, atau kendaraan Roll-Royce atau mobil yang unik.

Produk yang tidak dicari, suatu produk yang keberadaannya tidak diketahui konsumen, atau kalaupun diketahui tidak terpikir untuk membelinya. Untuk itu penjual harus gencar membuat iklan, penjualan door to door, dan dengan usaha pemasaran lainnya. Misalnya produk asuransi. Obat dan vitamin.

B. Produk Industri.


Pemakai produk ini adalah bukan konsumen langsung, tapi kantor, pabrik, bengkel, perusahaan…
Produk industri adalah produk yang dibeli konsumen untuk diproses lebih lanjut atau untuk dipergunakan dalam menjalankan bisnis.
Pemakai produk ini adalah home industri, kantor, pabrik, bengkel, perusahaan.

Kelompok produk industri
Produk berupa Barang modal, produk bahan dan suku cadang,
Produk Perlengkapan dan jasa.
Produk Bahan baku misalnya bahan tepung, minyak. Bahan mentah jadi semen, besi. Suku cadang ban, bagian mesin.
Produk modal … membangun pabrik, truk, mesin, peralatan kantor.
Produk Perlengkapan dan jasa .. Pelumas, kertas komputer, pensil, ATK dll Jasa… Cleaning service, perbaikan komputer, hukum, konsultan management, iklan dll…

C. Produk dilihat dari Merk dan Label.


1. Seleksi Nama Merk.

Pengalaman, banyak konsumen dalam memilih produk tergantung pada suatu merk. Anda harus cari informasi untuk suatu produk mengenai merek apa yang dicari konsumen. Merek terkenal (besar) belum tentu jaminan. Ada satu merek (dari sekian merek terkenal) untuk satu produk yang diminati konsumen, untuk produk jenis lain tentu merknya bisa lain lagi.
Baca artikel terkait Pentingnya Produk dan Merek

2. Produk standar SNI

Lembaga konsumen Indonesia sedang giat memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar dalam memilih produk utamakan produk yang berlabel SNI. Produk yang berlabel SNI adalah barang yang resmi boleh beredar. Tentunya pelanggan kitapun yang sudah tahu penyuluhan itu pasti akan mencari produk yang berlabel SNI.

3. Produk Berlabel Halal.

Jika usaha Anda adalah berjenis makanan atau sebagian produk berjenis makanan. Perhatikan, Jika konsumen Anda mayoritas orang muslim, produk berlabel Halal akan lebih dicari oleh konsumen Anda.

D. Variasi dari Produk sejenis.


Jika Anda membuka usaha disuatu pemukiman, tentu Anda harus bisa memenuhi hampir semua keinginan dan kebutuhan konsumen setempat. Untuk itu variasi produk untuk yang sejenis perlu dipertimbangkan. Untuk produk yang sejenis harus ada beberapa pilihan, harga yang murah atau yang mahal, merek yang terkenal dan tanpa merk, yang sederhana dan yang canggih, yang lokal atau import dll. Hal ini tentu memerlukan penempatan produk yang lebih besar. Contoh menjual onderdil kendaraan bermotor, ada toko hanya menjual suku cadang asli saja, tapi ada juga yang menjual suku cadang buatan lokal dan import, ada suku cadang yang asli dan imitasi.

E. Pelayanan Pendukung Produk.


Konsumen minta petunjuk bagaimana cara menggunakan produk yang Anda jual. Dari pengalaman tidak sedikit produk butuh pentunjuk untuk memakainya, jika petunjuk tidak ada dalam kemasan atau kurang lengkap petunjuknya, akan banyak pertanyaan dari konsumen. Dengan banyak variasi produk yang Anda jual, siapkah Anda membantu pelanggan ?.

Wiraniaga harus tahu sedikit merakit produk yang belum siap pakai, dari pengalaman menjual alat-alat listrik, waktu untuk melayani konsumen, waktunya hampir habis untuk melayani keingin tahuan konsumen dan membantu merakit alat agar siap dipakai, ini hanya tambahan pelayanan dan tanpa ada biaya tambahan. Bagaimana kalau wiraniaga tidak tahu merakit alat tersebut ?

After sales. Termasuk hal yang harus diperhatikan, konsumen selalu minta jaminan garansi bila produk yang dibeli mengalami kerusakan, jadi usahakan produk yang Anda jual mendapat jaminan garansi dari pabrik.



Produk atau Jasa adalah pilihan konsumen, bukan Anda.


Akhir kata dengan adanya panduan diatas, mengenai pengertian produk, tingkatan produk, klasifikasi produk, seleksi nama merk produk, produk berlabel serta pelayanan pendukung yang dibutuhkan pelanggan, setidak-tidaknya Anda bisa memastikan lebih baik dan lebih tepat produk mana yang layak untuk harus dijual sehingga usaha Anda lebih dekat dengan keinginan dan kebutuhan konsumen yang akan menjadi target pasar Anda.

Namun untuk bisa mencapai sasaran yang lebih tepat, hasil survey pasar Anda yang real tetap menjadi pedoman Anda dalam memilih produk yang laku untuk dijual. Sedangkan tulisan diatas menjadi pedoman Anda untuk lebih kenal dengan baik produk mana yang jadi pilihan usaha. Dan tentunya bertambahnya pengetahuan Anda tentang sifat produk dan klasifikasinya akan lebih mudah mengenal akan kebutuhan dan keinginan konsumen atas suatu produk. Pahamnya Anda mengenai seluk beluk produk tentunya membuat konsumen akan datang kembali dan senang berdiskusi dengan Anda, itu pengalaman saya.

Definisi Produk.
Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide.
Difinisi Jasa.
Segala aktivitas atau manfaat atau kepuasan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Seperti gunting rambut, penyiapan pajak, dan perbaikan rumah.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar