Rabu, 10 April 2019

Persiapan PT ADIMIX ISTILAH-ISTILAH DALAM BETON

1. Faktor-faktor mempengaruhi kuat tekan beton adalah FAS (faktor air semen) Apabila FAS tidak sesuai dengan beton yang akan direncanakan maka beton akan menjadi lemah. Pengaruh cuaca berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh pergantian panas dan dingin. Daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain. Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan ole gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.


2. Hubungan antara faktor air semen (water cement ratio) dengan kuat tekan beton adalah 
Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi nilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang rendah ditambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat meningkatkan mutu beton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.


3. Proses hydrasi pada beton adalah 
Hidrasi adalah pelarutan suatu zat dengan pelarut air. Ketika semen dilarutkan dengan air, maka terjadilah reaksi hidrasi yang menghasilkan berbagai macam senyawa kimia.Reaksi hidrasi semen tersebut merupakan reaksi eksoterm. Sehingga sistem melepaskan kalor kelingkungan yang akan menyebabkan lingkungan mengalami kenaikan suhu. Kenaikan suhu oleh reaksi hidrasi tersebut dinamakan panas hidrasi. Tinggi rendahnya panas hidrasi yang dihasilkan saat semen beraksi dengan air bergantung pada komposisi senyawa kimia yang dihasilkan saat terjadi reaksi hidrolisis material semen di dalam air.

Mekanisme hidrasi silicate (C3S dan C2S)

2(3CaO.SiO2) + 6 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + 3Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2) + 4 H2O 3CaO.SiO2.3 H2O + Ca(OH)2

Mekanisme hidrasi Aluminat (C3A)

Adanya gipsum di dalam semen menyebabkan reaksi calsium aluminat menghasilkan calsium sulfo aluminat hidrat.

3CaO.Al2O3+ CaSO4.2H2O + 10 H2O 3CaO.Al2O3.CaSO4+ 12 H2O
3CaO.Al2O3+ Ca(OH)2+ 12 H2O 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12 H2O

Mekanisme hidrasi tetracalsium aluminoferrit (C4AF)

4CaO.Al2O3.Fe2O3+ 2Ca(OH)2+ 10H2O 64CaO.Al2O3.Fe2O3.12 H2O


4.
Daktilitas beton adalah 
Daktilitas beton didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencapai deformasi yang signifikan tanpa peningkatan ditandai dari tekanan diluar kekuatan luluh baja. Baja daktilitas tinggi memiliki kemampuan lebih untuk menyerap energi dari baja daktilitas yang rendah. Hal ini dapat bertahan lebih lama dibawah menekankan lebih tinggi dari kekuatan luluh dengan deformasi plastik, sebaliknya dengan baja daktilitas rendah, yang lebih rapuh dan istirahat tiba-tiba, mendapatkan elongations cahaya.

5. Beton segar (fresh concrete) adalah
Beton segar adalah gabungan antara semen agregat (halus dan kasar) dan air yang saling mengikat dan belum mengeras masi bersifat lunak dan dapat membentuk dengan mudah

6. Beton keras (hardened concrete) adalah
Beton keras adalah batuan tiruan dengan rongga antara butiran yang besar(agregat kasar) dan diisi dengan batuan kecil (agregat halus) dan pori pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen) saling terekat dengan kuat dan terbentuklah suatu kesatuan padat yang tahan lama.

7. Sifat-sifat beton segar adalah
a.Mudah dikerjakan (wokability) 
Kemudahan pengerjaan (wokability) merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton, dan beton tidak terurai (bleeding) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan antara lain:

a. 1.Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton. Makin banyak air yangdipakai makin mudah beton segardikerjakan.

a. 2.Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan adukan beton, karena diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas yang tetap.

a. 3.Gradasi campuran pasir dan kerikil. Apabila mengikuti gradasi campuran yang telah disarankan oleh peraturan, maka adukan beton akan mudah dikerjakan.

a. 4.Pemakaian butir-butir batuan yang bulat mempermudah cara pengerjaan beton.

a. 5.Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh terhadaptingkat kemudahan pengerjaan.

a. 6.Cara pemadatan adukan beton. Bila dilakukan dengan alat getar, maka diperlukan tingkat kelecakan (keenceran) yang berbeda.

Faktor utama yang mempengaruhi wokability adalah kandungan air di dalam campuran, sedangkan faktor lainnya adalah gradasi agregat, bentuk, dan tekstur permukaan agregat, proporsi campuran serta kombinasi gradasi. Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan erat dengan tingkat kelecakan (keenceran) adukan beton. Untuk mengetahui tingkat kelecakan adukan beton biasanya dilakukan dengan percobaan slump. Makin besar nilai slump berarti adukan beton semakin encer dan ini berartisemakin mudah dikerjakan. Pada umumnya nilai slump berkisar antara 5 - 12,5 cm.

b. Pemisahan Kerikil (segregation)
Kecenderungan butir-butir kerikil memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation. Campuran beton yang kelebihan air dapat menyebabkan segregasi, dimana terjadi pengendapan partikel yang berat ke dasar beton segar dan partikel-partikel yang lebih ringan akan menuju ke permukaan beton segar. Hal-hal tersebut akan mengakibatkan beberapa keadaan pada beton yaitu terdapat lubang-lubang udara, beton menjadi tidak homogen dan permeabilitas serta keawetan berkurang.

c. Pemisahan Air (bleeding)

Kecenderungan campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding. Hal ini disebabkanketidak mampuan bahan solid dalam campuran untuk menahan seluruh air campuran ketika bahan itu bergerak ke bawah. Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir halus pasir, yang pada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak sebagai selaput. Lapisan ini dikenal sebagai laitance. Bleeding biasanya terjadi pada campuran beton basah (kelebihan air) atau campuran adukan beton dengan nilai slump tinggi.


8. Workability adalah 
Kemudahan pengerjaan (wokability) adalah merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton, dan beton tidak terurai (bleeding) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan

9. Durability adalah 
Durabilitas (ketahanan) adalah ketahanan beton menghadapi segala kondisi dimana dia direncanakan, tanpa mengalami kerusakan (deteriorate) selama jangka waktu layannya (service ability). Beton yang demikian disebut mempunyai ketahanan yang tinggi (durable).

10. Flowability pada beton segar adalah
Flowability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan berdasarkan tes slump untuk mengetahui kemampuan mengalir campuran dari beton segar.

11. Compactability pada beton adalah 

Compactability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan berdasarkan tes slump untuk mengetahui tingkat kemampuan campuran beton untuk memadat.

12. Bleeding dan segregation pada beton adalah
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh pelepasan air dari pasta semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandung di dalam beton segar cenderung untuk naik ke permukaan.
Segregasi adalah kecenderungan pemisahan bahan-bahan pembentuk beton. Segregasi sangat besar pengaruhnya terhadap sifat beton keras. Jika tingkat segregasi beton sangat tinggi, maka ketidaksempurnaan konstruksi beton juga tinggi. hal ini dapat berupa keropos, terdapat lapisan yang lemah dan berpori, permukaan nampak bersisik dan tidak merata.

13. Jenis-jenis pengujian beton segar beserta metode pengujiannya antara lain:
Pengujian Slump, kerucut yang berbentuk terpancung ciptaan “ Abrams”untuk beton yang encer. Yang dipakai secara intensif dilapangan sangat berguna untuk mendeteksi keseragaman campuran sebelum dilakukan pencetakan terhadap benda uji. Ada beberapa macam dari bentuk slump yang terjadi yaitu :

a. Slump yang benar (true Slump)
Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika kerucut beton mengalami penurunan secara seragam disetiap sisinya setelah kerucut diangkat.

b. Slump geser (Shear Slump)
Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal itu terjadi, maka pengujian slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi secara konsisten maka berarti sifat kohesi campuran yang diuji adalah kurang baik.

c. Slump runtuh (Collapse Slump)
Campuran dikatakan mempunyai Collapse slump, jika setelah kerucut diangkat campuran akan mengalami runtuh (collapse).

· Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes ini memiliki keunikan yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk beton dalam gerobak dorong atau beton dalam cetakan dan tes ini lebih sederhana secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.

· Tes kekentalan Vebe, dikembangkan di Swedia oleh V. Barkner, pada dasar tes penuangan kembali mengidentifikasikan atas dua hal, yaitu compactability dan mobility dari beton yang ditargetkan.

· Tes leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda tingkat kecelakaannya, akan tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang baik dari konsistensi beton yang cenderung menimbulkan segregasi.

14. Kegunaannya dilakukan percobaan slump pada adukan beton segar adalah
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh angka slump beton. Pengujian ini dilakukan terhadap beton segar yang mewakili campuran beton. Hasilpengujian ini digunakan dalam pekerjaan :

1) Perencanaan campuran beton;

2) Pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.

15. Beton ringan (light-weight concrete) adalah
Dibuat dengan menggunakan agregat ringan atau dikombinasikan dengan agregat normal sedemikian rupa sehingga dihasilkan beton dengan berat isi yang lebih kecil (lebih ringan) daripada beton normal. Berat isi beton ringan mencapai 2/3 dari beton normal. Tujuan penggunaan beton ringan adalah untuk mengurangi berat sendiri dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya seperti pondasinya akan menjadi lebih hemat.

Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan agregat ringan juga. Agregat yang digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekitar 1900kg/m3 atau berdasarkan kepentingan penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850kg/m3 , dengan kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar dari 17,2 MPa. 

16. Beton serat (fibre reinforced concrete) adalah
Beton berserat adalah beton yang dicampur dengan serat (fiber) yang berfungsi meningkatkan property si beton itu. Di masa kini, beton berserat lebih berfungsi meningkatkan kekuatan tarik atau juga meningkatkan daktilitas si beton.

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunannya yang terdiri dari bahan semen, agregat kasar,agregat halus, air dan bahan tambah (Tri Mulyono, 2003). Kelebihan beton yaitu memilki kuat desak yang tinggi, tahan api dan mudah dibentuk. Namun disamping mempunyai kelebihan tersebut, beton juga mempunyai kelemahan yaitu, kuat tarik yang rendah.Usaha untuk menambah kuat tarik beton, dilakukan dengan cara menambah serat (fiber) dalam campuran beton, penambahan serat ( fiber ) dilakukan dengan cara memberikan semacam penulanganyang disebarkan merata dengan orientasi sebaran yang acak dengan tujuan meningkatkan kuat tarik beton.Ada berbagai macam bahan fiber yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat betonseperti yang telah dilaporkan oleh ACI Committee 544 (1982) dan Soroushian & Bayasi (1987).Bahan –bahan fiber tersebut antara lain berupa serat baja ( steel fiber ), kaca ( glass fiber ),plastic( polypropylene ) dan karbon (carbon) serta serat alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sepertiijuk, serat bambu dan lainnya.Pada penelitian ini digunakan serat berupa serat anyaman kawat (kasa) aluminium pada kadar optimum yaitu sebesar 0,2% dengan variasi panjang serat dengan tujuan untuk mendapatkan nilaikapasitas lentur yang paling maksimum.

17. Beton polymer adalah 
Dengan pemberian polimer sebagai bahan perekat tambahan pada campuran beton, akan dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang lebih singkat. Bahan yang ditambahkan bisa berupa latex maupun emulsi dari bahan lain. Jenis ini cocok digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pembetonan dalam keadaan darurat seperti terowongan, tambang dan pekerjaan lain yang membutuhkan kekuatan beton dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan jam. Disamping itu, jenis beton polimer bisa dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan terhadap bahan kimia tertentu. Metode panambahan polimer selain pada campuran beton, bisa juga dilakukan pada saat beton sudah kering dengan tujuan untuk menutup pori-pori beton dan retak kecil (microcrac) karena pengeringan sehingga didapatkan beton yang kedap air (inpermiable) sehingga keawetan beton bisa meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar