Slump beton atau Concrete Slump Test adalah pengujian yang dilakukan khusus untuk mengukur seberapa kental adukan beton tersebut. Ini penting untuk dilakukan guna mengetahui seberapa mudahnya beton tersebut untuk dikerjakan atau workability.
Dengan begitu, uji slump yang dilakukan atas adukan beton memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa banyak (diukur dalam satuan centimeter) kemerosotan yang terjadi akibat proses pengadukan beton sewaktu di uji dengan alat tes khusus bernama kerucut Abrams.
Cara Uji Slump Beton
Langkah pertama yang harus disiapkan adalah menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan selama uji slump berlangsung. Cuci bersih agar alat mudah digunakan.
1. Setelah itu, letakkan alas kayu atau besi pada zona yang rata. Kemudian, letakkan kerucut Abrams di atasnya dengan ketentuan diameter yang lebih lebar ada di bawah.
2. Adukan beton yang berada dalam gerobak dorong dituang dalam kerucut Abrams dengan menggunakan sendok.
3. Tuang adukan secara perlahan-lahan. Pengisian adukan beton dibagi menjadi 3 tahap, dimulai dengan menuang sepertiga pertama volume kerucut saja. Tusuk tusuk atau rojok adukan secara merata dengan gerakan memutar sebanyak 25 kali untuk meratakan adukan beton. Lakukan langkah selanjutnya dengan menambahkan sepertiga bagian yang kedua dengan adukan beton lagi dan tusuk tusuk lagi adukan sama seperti cara yang pertama dengan cara memutar. Penuhi kerucut dengan adukan beton di sepertiga yang terakhir dan lakukan penusukan sampai 25 kali sama seperti cara kedua dan pertama sampai kerucut Abrams penuh.
4. Setelah itu, angkat kerucut Abrams dengan tegas (hindari mengangkat kerucut dengan cara menggoyang-goyangkannya yang akan berpengaruh pada keakuratan nilai slump). Lakukan dalam hitungan waktu yang cepat, kecepatan angkatnya sekitar 3-7 detik dan hasilnya beton dalam kerucut akan tertinggal.
5. Letakkan kerucut di samping adukan beton yang sudah dibentuk. Kerucut diletakkan secara terbalik. Letakkan mistar di antara kerucut dan adukan beton. Selisih antara tinggi kerucut dan tinggi adukan itulah nilai kekentalan slump beton yang dimiliki.
6. Jika terjadi kegagalan slump dimana hasil slump tidak memenuhi kisaran syarat slump yang telah ditentukan maka pengujian bisa diulangi lagi hingga maksimal 3 kali.
3. Tuang adukan secara perlahan-lahan. Pengisian adukan beton dibagi menjadi 3 tahap, dimulai dengan menuang sepertiga pertama volume kerucut saja. Tusuk tusuk atau rojok adukan secara merata dengan gerakan memutar sebanyak 25 kali untuk meratakan adukan beton. Lakukan langkah selanjutnya dengan menambahkan sepertiga bagian yang kedua dengan adukan beton lagi dan tusuk tusuk lagi adukan sama seperti cara yang pertama dengan cara memutar. Penuhi kerucut dengan adukan beton di sepertiga yang terakhir dan lakukan penusukan sampai 25 kali sama seperti cara kedua dan pertama sampai kerucut Abrams penuh.
4. Setelah itu, angkat kerucut Abrams dengan tegas (hindari mengangkat kerucut dengan cara menggoyang-goyangkannya yang akan berpengaruh pada keakuratan nilai slump). Lakukan dalam hitungan waktu yang cepat, kecepatan angkatnya sekitar 3-7 detik dan hasilnya beton dalam kerucut akan tertinggal.
5. Letakkan kerucut di samping adukan beton yang sudah dibentuk. Kerucut diletakkan secara terbalik. Letakkan mistar di antara kerucut dan adukan beton. Selisih antara tinggi kerucut dan tinggi adukan itulah nilai kekentalan slump beton yang dimiliki.
6. Jika terjadi kegagalan slump dimana hasil slump tidak memenuhi kisaran syarat slump yang telah ditentukan maka pengujian bisa diulangi lagi hingga maksimal 3 kali.
Jika masih gagal juga maka beton dianggap tidak memenuhi syarat dan bisa ditolak.
Jika selisih antara tinggi kerucut dan adukan beton kecil maka kekentalan beton tinggi. Sebaliknya jika selisih antara tinggi kerucut dan adukan beton besar maka beton segar dalam keadaan encer.Nilai slump yang sesuai harapan adalah nilai yang sesuai dengan rencana semula dengan toleransi lebih kurang 2 cm untuk naik turunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar