Kelas XI KGSP
UTILITAS BANGUNAN
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan
yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudian kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan
perancangan lainnya.
Perancangan utilitas tersebut terdiri dari :
A. PERANCANGAN
SISTEM PLAMBING
Sistem peralatan plambing adalah suatu system penyedian atau pengeluaran air ke
tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap
daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam
masalah air.
1. Jenis Peralatan
Plambing
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
dalam suatu kompleks perkotaan, perumahan, dan bangunan
Perlaatan tersebut terdiri dari
a. Peralatan untuk penyedian air bersih
b. Peralatan untuk penyedian air panas
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor
d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanaan
pemipaan.
2. Syarat-Sayarat dan
mutu bahan bangunan
Dalam perencanaan
pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat dari bahan plambing
yaitu:
a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b. Tidak menimbulkan gannguan suara
c. Tidak menimbulkan radiasi
d. Tidak merusak perlengkapan bangunan
e. Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu
bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Daya tahan harus lama minimal 30 tahun
b. Permukaan harus halus dan tahan air
c. Tidakk ada bagian-bagian yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan
yang dimaksud
d. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
e. Mudah memeliharanya
f. Memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku
Dalam perencanaan pelambing, perlu diperhatikan bahan atau alat
plambing. Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering
digunakan mulai dari diameter ½” sampai dengan 2” sampai dengan 6” untuk
bangunan tinggi.
Alat-alat plambing yang merupakan permulaan dari system
pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory),
urinoir, bidet, beth tub, shower.
3. Air
Air menurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih
(dingin atau Panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan dan air limbah
khusus).
Syarat-syarat fisik air minum:
a. Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai
rasa
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajad Celsius
c. Memenuhi syarat kesehatan
Kebutuhan air dalam bangunan artinya air yang dipergunakan baik
oleh penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya
dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan sebagai berikut:
a. Kebutuhan untuk minum, memasak/dimasak. Untuk keperluan mandi,
buang air kecil dan air besar. Untuk mencuci, cuci pakaian, cuci badan, tangan,
cuci perlatan dan untuk proses seperti industry
b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC,
kolam renang, air mancur taman
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk
sprinkler
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi kegunaan
bangunan dan jumlah penghuninya. Besar kebutuhan air khususnya untuk kebutuhan
manusia dihitung rata-rata perorang per hari tergantung dari jenis bangunan
yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.
Tabel Kebutuhan air
menurut tipe bangunan
TIPE
BANGUNAN
|
LITER/HARI
|
Sekolahan
Sekolahan+Kafetaria
Apartemen
Kantor
Taman
Umum
Taman
dan shower
Kolam
renang
Apartemen
mewah
Rumah
susun
Hotel
Pabrik
Rumah
sakit umum
Rumah
perawat
Restoran
Dapur
hotel
Motel
Drive
in Pertokoan
Servis
station
Airprt
Gereja
Rumah
tinggal
|
57
95
133
57-125
19
38
38
570/unit
152/unit
380/kamar
95
570/unit
285/unit
95
38
190/tmpt
tidur
19/mobil
38
11-19/penumpang
19-26/tmpt
duduk
150-285
|
4. System pemipaan plambing
Sistem pemipaan
menurut cara pengaliran airnya, adalah cara untuk mengalirkan air
dan ketempat yang memerlukan. Ada dua cara pengaturan air yaitu system horizontal dan
system Vertikal.
4.1. Sistem Horizontal
adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirkan kebutuhan
air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak
bertingkat
Ada dua cara yang
dipakai untuk system pemipaan horizontal yaitu sebagai berikut:
a. Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Keuntungan pemipaan
ini adalah pemakaian bahan yang lebih efesien, dan kerugiannnya adalah daya
pancar pada titik kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya
pancarnya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Pemipaan ini
menuntut penggunaan bahan pipa yang banyak, padahal kekuatan daya pancar air
kesemua titik-titik akan menghasilkan air yang sama
4.2.
Sestim Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical
banyak digunakan pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara
pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih dulu pada tangki air (ground
reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air
pada bangunan tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa untuk
langsung ke titik-titik kran yang diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan
pada penggunaan pipa, tetapi sering mengalami kesulitan kalau sumber tenaga
untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki
di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang
memerlukan, dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara lansung.
5. Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu
dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat
dipasang pada bangunan perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen,
penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada daerah yang beriklim sejuk atau
dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu system plambing air panas ini
menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang
asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak terbuang.
Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati
pipa-pipa yang dipanaskan.
b. Pemanas air listrik
c. Pemas air energy surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas
atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari.
6. Penyimpanan Air
Bersih
Air bersih dapat disimpan dalam ground reservoir dan
tangki air. Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan air
yang diletakkan di atas bangunan, yang terbuat dari fibre glass atau plat-plat
baja terdiri dari komponen plat yang disusun.
7. Air Buangan/Air
Kotor
Air buangan atau air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang.
Air kotor dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hasil
penggunaannya.
a. Air buangan bekas mencuci, mandi dan lai-lainnya.
b. Air Limbah yaitu air untuk memebersihkan limbah/kotoran
c. Air hujan yaitu air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau
bangunan.
d. Air limbah khusus yaitu air bekas cucian dari kotoran-kotoran
dan alat-alat tertentu seperti air bekas dari rumah sakit laboratorium,
restoran dan pabrik.
Pipa-pipa yang digunakan dalam ukuran besar mulai dari diameter 3”, sampai
dengan 6” dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengaliran.
7.1. Sistem Pembuangan Air Kotor/Air Bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air bekas
cucian pakain, kendaraan, cucian peralatan masakan dan beberapa macam cucian
lainnya.
1. Air Limbah
Air limbah adalah
air bekas buangan yang bercampur kotoran. Air bekas/air limbah ini tidak
diperbolehkan dibuang sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan tetapi harus ditampung
ke dalam bak penampungan.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup
diperlukan septic tank dengan volume 1 – 1,5 m3 dengan dibuat perembesan.
a. Air Limbah khusus
Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari
kebutuhan-kebutuhan khusus , seperti restoran yang besar, pabrik industry
kimia, bengkel, rumah sakit dan laboratorium.
b. Air hujan
Air hujan adalah air dari awan
yang jatuh dipermukaan tanah. Air tersebut dialirkan kesaluran-saluran
tertentu. Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau komplek perummahan
disalurkan melalui talang-talang-talang vertical dengan deameter 3” (minimal)
yang diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan
jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan.
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui
atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran
pipa peambuangan dibuat table sebagai berikut:
Diameter
(inci)
|
Luasan Atap
(m2)
|
Volume
(liter/menit
|
3 (7,62 cm)
4(10,16 cm)
5(12,70 cm)
6(15,24 cm)
8
|
s.d.-180
385
698
1135
2445
|
255
547
990
1610
3470
|
Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak untuk air
hujan dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
Contoh
Soal
Luas atap = 1.200m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara 300-500
mm/m2/jam= 5 – 8 liter/menit. Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit =
6.000 – 9600 linakuter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam table paling efesien menggunakan
diameter 6” dengan kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8.000
liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x 6” = 8.000 :
1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5
buah yang tersebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan
terbuang keluar dalam waktu 1 menit.
Kebutuhan Peralatan
Plambing
1. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari bangunan
berlantai 15 dengan luas 1.400 m2/lantai, dan dihuni oleh karyawan yang
diasumsikan 6-8 m2//orang. Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal pada bangunan
tersebut, sesuai dengan table 1.3 no. 5. Jumlah karyawan perlantai = 1.400 m2 :
(6 -8) m2/orang = 200 orang, yang terdiri dari karyawan pria = 110 orang dan
karyawan wanita = 90 orang.
Sesuai dengan table
tersebut kebutuhan:
Kloset karyawan
pria untuk 110 orang = 5 buah
Kloset karyawan
wanita untuk 90 orang = 5 buah
Wastafel karyawan
pria untuk 110 orang = 5 buah
Wastafel karyawan
wanita untuk 90 orang = 4 buah
Urenal karyawan
pria = kloset
=
5 buah
Jumlah kloset, wastafel, dan urenal tersebut merupakan kebutuhan peralatan plambing untuk setiap lantai.
No
|
Tipe Bangunan
|
Closet
|
Urinoir
|
Wastafel
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Gedung pertemuan, R. Rapat, Tempat Ibadah
Auditorium, Convention hall, Bioskop
Asrama, Sekolahan, Kampus
Pab Rumah Sakit
Perawat
Kamar Pasien
R.Tunggu + Karyawan
Bangunan Umum
(Kantor dan sebagainya)
Auditorium, Convention hall, Bioskop
Sekolah
- Dasar
- Lanjutan rik
|
Setiap 150 Wanita 1 bh
Setiap 300 Pria 1 bh
1-100 org perlu 1 bh
101-200 org perlu 2 bh
201-400 org perlu 3 bh
Diatas 400 org 4 bh
Setiap 500 pria perlu 1 bh
Setiap 300 wanita perlu 1 bh
Setiap 8 wanita perlu 1 bh
Setiap 10 pria perlu 1 bh
1-10 org perlu 1 bh
11-25 org perlu 2 bh
26-50 org perlu 3 bh
51-75 org perlu 4 bh
76-100 org perlu 5 bh
Di atas 100 org
Setiap 30 pria/wanita 1 bh
Setiap 8 pasien 1 bh
Setiap Kamar 1 bh
Sama dengan kebutuhan bangunan umum.
1-15 org perlu 1 bh
16-35 org perlu 2 bh
36-55 org perlu 3 bh
56-80 org perlu 4 bh
81-110 org perlu 5 bh
111-150 org perlu 6 bh
Di atas 150 org
Setiap tambahan 40 org perlu 1 bh
Setiap 30 anak laki-laki perlu 1 bh
Setiap 25 anak perempuan perlu 1 bh.
Setiap 40 anak laki-laki perlu 1 bh.
Setiap 30 anak perempuan perlu 1 bh.
|
Setiap 300
Sebanyak 1 bh
1-200
org 1 bh
201-400 org
2 bh
401-600 org
3 bh
Di atas 600
org
Setiap 300
pria perlu 1 bh
Setiap 8
pria 1 bh
1-30
org 1 bh
31-80 org 2
bh
81-160 org
3 bh
161-240 org
4 bh
Di atas 50
org
Setiap 50
org 1 bh
Sama dengan
jumlah closet pria
Setiap 8
pria 1 bh
Setiap 40
anak laki-laki perlu 1 buah
|
Sama dengan
jumlah closet
1-200 org 1
bh
201-400 org
2 bh
401-750 org
3 bh
Di atas 750
org
Setiap 500
org perlu 1 bh
Setiap 12
org perlu 1
Setiap 10
orang perlu 1 bh
Di atas 100
org
Setiap 15
org perlu 1 bh.
Setiap 10
pasien perlu 1 bh.
Setiap
kamar 1 bh
1-15 org 1
bh
16-35 org 2
bh
36-60 org 3
bh
61-90 org 4
bh
91-125 org
5 bh
Di atas 125
org
Setiap
tambahan 45 org perlu 1 bh
Setiap 35 anak laki-laki perlu 1 bh
Setiap 35 anak perempuan perlu 1 bh.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar